Jumat, 25 Maret 2011

Sepantasnya cinta kasih-Nya tercurah...


Mutiara Hikmah
Cinta kasih Allah

ALLAH Swt dengan karunia dan kemurahanNya menetapkan Cinta kasih-Nya kepada hamba-Nya yang dengan tulus ikhlas saling berkasih-sayang pada jalan-Nya, saling menghubungkan shilatur-rahim pada jalan-Nya, saling nasihat menasihati pada jalan-Nya, saling ziarah menziarahi pada jalan dan karena-Nya dan saling saling memberi pada jalan dan karena-Nya.

”Sepantasnya cinta kasih-Ku tercurah kepada orang-orang yang saling berkasih sayang pada jalan-Ku. Sepantasnya cinta kasih-Ku tercurah kepada orang-orang yang saling menghubungkan shilatur-rahim pada jalan-Ku. Sepantasnyalah cinta kasih-Ku bagi orang-orang yang saling nasihat menasihati pada jalan-Ku. Sepantasnya cinta kasih-Ku tercurah kepada orang-orang yang saling ziarah menziarahi pada jalan dan karena-Ku. Sepantasnyalah cinta kasih-Ku tercurah kepada orang-orang yang saling memberi pada jalan dan karena-Ku. Orang-orang yang saling berkasih sayang pada jalan-Ku dan karena-Ku akan disuruh berdiri di atas mimbar yang terbuat dari Nur (cahaya) yang diinginkan oleh para Nabi, para Shiddiqin dan syuhada”
HQR. Ahmad,Ibnu Hibban, al-Hakim dan al-Qudla’i yang bersumber dari ’Ubadah bin Shamit r.a)

Wallahu a’lam bi shawab.
Posting by: Mas Kus

Kamis, 24 Maret 2011

Benci Tapi Rindu




Kemana Menemukan Cinta
Bagian Ke-limabelas)
Siklus Kehidupan Silih Berganti
Posting by: Mas Kus

BEGITULAH hakikat kehidupan, sebagai siklus yang silih berganti. Ada kalanya orang berbeda pendapat, salah paham dan sebagainya yang menyebabkan rasa tidak senang bahkan bisa berujung kebencian. Pada kesempatan yang lain, bisa jadi mereka bersatu , rukun kembali. Inilah dinamika hidup yang harus dilalui setiap orang. Akan tetapi, bagaimana pun situasainya , Allah Swt menganjurkan kepada kita ,agar berkenan membuka lebar-lebar jendela kebaikan dan jendela cinta kasih sekalipun dengan orang yang tidak menyukai kita.

Pada dasarnya hubungan sesama manusia yang saling berinteraksi, saling membantu, saling tolong-menolong, dapat memupuk rasa kasih dan sayang.
Maka sebaik-baiknya manusia, adalah yang sibuk dengan siklus kebaikan dan kedamaian demi mengembangkan benih-benih cinta kepada setiap pribadi dan lingkungan dimana pun mereka berada.

Allah Swt mengingatkan dalam firman-Nya:
”Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antara kamu dan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka; dan Allah adalah Mahakuasa; dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Mumtahanah : 7)

Ibnu Katsir mengomentari ayat tersebut ,”Maksudnya mencintai setelah benci, menyayangi setelah terusir, dan bersatu setelah berpisah, Allah Mahakuasa untuk menyatukan segala sesuatu yang bercerai berai,lantas meluluhkan setiap hati setelah bermusuhan dan setelah keras sehingga akhirnya bersama-sama kompak.”

Demikianlah perjalanan dari sebuah drama kehidupan, epispode demi episode harus dijalani , hingga akhir...

Wallahu a’lambi shawab.

Rabu, 23 Maret 2011

Cinta Diri Sendiri?


Kemana Menemukan Cinta
(Bagian Ke-empatbelas)
Ego Cinta

Posting by: Mas Kus

AGAMA mengajarkan bagaimana agar kehidupan ini didasari dengan nilai-nilai cinta. Sebuah karakter luhur yang patut untuk diperjuangan setiap orang, yang tentu saja bukan untuk mendewakan kepuasan dan kelezatan nafsu belaka.

Mereka yang sangat mendambakan ketenangan ruhani dan hatinya. Dari setiap detak jantungnya; setiap tarikan nafasnya; setiap ayunan langkah kakinya. Tidak terbesit sedikitpun keinginan nista, selain menginginkan kebaikan untuk yang dicintainya.

Maka, ada benarnya bila seseorang menyangsikan sebuah pernyataan cinta, yang sebenarnya ditujukan untuk dirinya sendiri. Sebagaimana diceritakan Idries Syah, dalamThe Hundred Tales of Wisdom.

Ada seorang pria mengunjungi kekasihnya dengan membawa beberapa puisi yang telah ditulisnya sendiri untuk wanita itu, dan membacakan semuanya. Syair-syair tersebut bercerita tentang apa yang dipikirkanya mengenainya, dan bagaimana perasaannya mengenai daya tarik dan kecantikannya.
Wanita itu berkata kepadanya :
“Nah, begitulah aku menurutmu, dan kau bisa melihat sifat-sifatku secara langsung. Tetapi kau hanya mengungkapkan emosi yang mewakili dirimu sendiri bukan aku.”
“Aku bukan objekmu: kaulah yang menjadi objek kasih sayangmu sendiri. Kaulah yang menjadi penghalang antara dirimu sendiri dan aku.”

"Dan Tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (QS. Al-Anbiyaa': 107)

Wallahu a'lam bi shawab.

Minggu, 20 Maret 2011

Berwisata Ke Gunung Telo Moyo


Mendaki Ke Gunung Telomoyo
Posting by:Mas Kus

Dari Wahana Wisata Air terjun Sekar langit, kami melanjutkan perjalanan menuju ke Wana Wisata Pegunungan Telomoyo. Gunung Telomoyo secara geografis terletak di wilayah Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Gunung ini berada pada ketinggian sekitar 1.900 m dpl dan merupakan gunung api yang berbentuk kerucut (strato). Gunung yang diapit oleh Gunung Merbabu, Gunung Andong dan Gunung Sumbing ini, memang tercatat belum pernah meletus. Para pendaki atau Wisatawan domestik bisa melakukan pendakian hingga ke puncak gunung dengan menggunakan kendaraan sepeda motor maupun jalan kaki.

Kami kebetulan melakukan perjalanan pendakian dengan menggunakan sepeda motor. Mengawali masuk ke kawasan Gunung Telomoyo, kami telah berada di pos penjagaan Kawasan Perhutani yang tepatnya berada di Dusun Dalangan Kec. Ngablak. Perjalanan dari Sekar Langit menuju ke Dusun Dalangan sekitar 9 km. Setelah mendapatkan kartu pengunjung dengan retribusi Rp.3.000 per orang , dipersilahkan sepuasnya menikmati alam pegunungan.

Perjalanan menuju ke puncak dari pos penjagaan masih cukup jauh sekitar 7 km-an. Kebetulan kami menggunakan sepeda motor, dapat berjalan cepat, namun hati-hati jaga diri terutama kalau kondisi sepi, disamping itu jalannya sebagian besar sudah rusak berlubang. Apalagi saat itu kondisi baru hujan, dan berkabut dengan suhu cukup dingin .Sehingga terpaksa kami mengambil keputusan untuk tidak melanjutkan perjalanan sampai di puncak. Tapi yang jelas, cukup mnyenangkan menikmati keindahan alam pegunungan. Sambil berlibur, rekreasi bersama teman dan keluarga .
"Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata. Untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiao hamba yang kembali (mengingat Allah)" (QS. Qaaf : 7-8)

Wallahu a'lam bi shawab

Berwisata Ke Sekar Langit


Wisata Air Terjun Sekar Langit
(posting by: Mas Kus)


Seusai napak tilas , dari Makam Sunan Geseng, kami melanjutkan perjalanan untuk menikmati keindahan Alam karunia Allah Swt, di sebuah kawasan wisata air terjun yang letaknya tidak jauh dari makam Sunan Geseng, tidak lebih 1 km dari makam, terdapat wahana wisata air terjun sekar langit, yang tepatnya berada di Ds. Tlogorejo, Kec. Grabag Kab. Magelang. Retribusi masuk hanya Rp.2000,- per orang , dipersilahkan bebas menikmati keindahan alam di kawasan obyek wisata tersebut. Dari pintu masuk berjalan sampai di lokasi air terjun sesuai jalur yang disediakan sekitar 0,5 km atau memakan waktu hanya 10-15 menit. Jalan sebagian sudah dipermanen, akan tetapi sebagian besar jalan menuju ke lokasi masih belum dipermanen.

Air terjun yang tingginya mencapai 20-30 meter tersebut, cukup menarik untuk dinikmati. Di bawah air terjun kami saksikan ada beberapa remaja atau wisatawan domestic yang sedang mandi atau berbasah-basah di sekitar tumpahan air terjun, sambil duduk di bebatuan besar yang ada di sepanjang sungai di Kawasan Sekar langit. Subhanallah, alam yang indah yang Allah telah karuniakan kepada manusia untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Ziarah Ke Sunan Geseng



Catatan Perjalanan Ziarah Ke Sunan Geseng
Ahad, 15 Rabiul Tsani 1432 H
Posting by : Mas Kus

PAGI itu jam menunjukkan kurang lebih pukul 8 WIB, suasana pagi yang cerah, nampak sang Mentari bersinar dari upuk timur. Kami telah beranjak dari rumah menyusuri jalan raya Magelang-Semarang. Kali ini kami akan napak tilas berziarah ke Makam Wali Allah, yakni Sunan Geseng. Perjalanan kami telah sampai di depan terminal Secang. Dari terminal Secang perjalanan menuju ke makam Sunan Geseng kurang lebih 9 km, tepatnya berada di Dusun Tirto Kec. Grabak Kab. Magelang. Dua kilometer dari terminal Secang ke arah semarang, yakni sampai di pertigaan Dusun Krincing kemudian belok kanan lurus sampai di pasar Grabag, kemudian belok kiri menuju ke arah Dusun Tirto. Hanya dalam tempo kurang dari 20 menit sampailah di dusun Tirto.

Saatnya menapaki jalan menuju ke Makam Sunan Geseng yang berada di sebuah puncak bukit, di kaki gunung Andong. Ada puluhan trap yang harus didaki sampai di lokasi Makam. Trapnya cukup lebar, dan relatif nyaman untuk pendakian . Sekitar 10 menit berjalan sampailah kami di lokasi Makam Sunan Geseng.

Legenda Sunan Geseng

Masyarakat di sekitar makam, banyak yang meyakini bahwa makam yang ada di puncak bukit tersebut, dengan bangunan yang berbentuk cungkup, di dalamnya terdapat makam Sunan Geseng. Kendatipun ditemukan pula makam Sunan Geseng yang lain,yang terletak di dusun Jolosutro, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul.

Sunan Geseng,sering disebut pula Eyang Cakra jaya.Beliau menurut riwayat, merupakan murid Sunan Kalijaga. Konon keturunan Imam Jafar ash-Shadiq, yang bernasab: Sunan Geseng bin Husain bin al-Wahdi bin Hasan bin Askar bin Muhammad bin Husein bin Askib bin Muhammad Wahid bin Hasan bin Asir bin ‘Al bin Ahmad bin Mosrir bin jazar bin Musa bin Hajr bin Ja’far ash-Shadiq bin Muhammad al Baqir bin Ali Zainal al-Madani bin al-Husain bin al-Imam Ali k.w. Sementara itu, ada sumber yang mengatakan beliau keturunan tiga kerajaan besar di Tanah Jawa, yakni dari Trah Prabu Brawijaya dan Dewi Rengganis, kemudian Pangeran Sumono, Pangeran Kartosuro, Temenggung Wirantoko, Temenggung Wono Joyo, sampai ke Raden Mas Cokro Joyo. Adapun Dewi Rengganis, adalah putri dari P. Darmomoyo, putra Nyai Ageng Bagelan, keturunan trah Mataram Purbo, dan masih keturunan dari Pajajaran.

Menurut hikayat, setelah beliau mengikuti anjuran Sunan Kalijaga agar mengasingkan diri di suatu hutan untuk menjalankan lelaku beribadah kepada Allah. Di tengah-tengah lelakunya tersebut, hutan yang ditempatinya terbakar, tapi beliau tetap melanjutkan lelakunya, sesuai pesan sang Guru untuk jangan memutus ibadah, apapun yang terjadi, sampai akhirnya Sunan Kalijaga datang menjenguknya. Begitulah, ketika kebakaran itu berhenti dan Sunan Kalijaga menjenguknya, didapati Cakrajaya telah menghitam hangus, meskipun tetap sehat wal afiat. Maka beliau diberikan gelar Sunan Geseng.

Berwisata Ke Sekar Langit
Seusai napak tilas , dari Makam Sunan Geseng, kami melanjutkan perjalanan untuk menikmati keindahan Alam karunia Allah Swt, di sebuah kawasan wisata air terjun yang letaknya tidak jauh dari makam Sunan Geseng, tidak lebih 1 km dari makam, terdapat wahana wisata air terjun sekar langit, yang tepatnya berada di Ds. Tlogorejo, Kec. Grabag Kab. Magelang. Retribusi masuk hanya Rp.2000,- per orang , dipersilahkan bebas menikmati keindahan alam di kawasan obyek wisata tersebut. Dari pintu masuk berjalan sampai di lokasi air terjun sesuai jalur yang disediakan sekitar 0,5 km atau memakan waktu hanya 10-15 menit. Jalan sebagian sudah dipermanen, akan tetapi sebagian besar jalan menuju ke lokasi masih belum dipermanen.
Air terjun yang tingginya mencapai 20-30 meter tersebut, cukup menarik untuk dinikmati. Di bawah air terjun kami saksikan ada beberapa remaja atau wisatawan domestic yang sedang mandi atau berbasah-basah di sekitar tumpahan air terjun, sambil duduk di bebatuan besar yang ada di sepanjang sungai di Kawasan Sekar langit. Subhanallah, alam yang indah yang Allah telah karuniakan kepada manusia untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Pegunungan Telomoyo
Dari Wahana Wisata Air terjun Sekar langit, kami melanjutkan perjalanan menuju ke Wana Wisata Pegunungan Telomoyo, Gunung Telomoyo secara geografis terletak di wilayah Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Gunung ini berada pada ketinggian sekitar 1.900 m dpl dan merupakan gunung api yang berbentuk kerucut (strato). Gunung yang diapit oleh Gunung Merbabu, Gunung Andong dan Gunung Sumbing ini, memang tercatat belum pernah meletus. Para pendaki atau Wisatawan domestik bisa melakukan pendakian hingga ke puncak gunung dengan menggunakan kendaraan sepeda motor maupun jalan kaki.

Kami kebetulan melakukan perjalanan pendakian dengan menggunakan sepeda motor. Mengawali masuk ke kawasan Gunung Telomoyo, kami telah berada di pos penjagaan Kawasan Perhutani yang tepatnya berada di Dusun Dalangan Kec. Ngablak. Perjalanan dari Sekar Langit menuju ke Dusun Dalangan sekitar 9 km. Setelah mendapatkan kartu pengunjung dengan retribusi Rp.3.000 per orang , dipersilahkan sepuasnya menikmati alam pegunungan.

Perjalanan menuju ke puncak dari pos penjagaan masih cukup jauh sekitar 7 km-an. Kebetulan kami menggunakan sepeda motor, dapat berjalan cepat, namun hati-hati jaga diri terutama kalau kondisi sepi, disamping itu jalannya sebagian besar sudah rusak berlubang. Apalagi saat itu kondisi baru hujan, dan berkabut dengan suhu cukup dingin .Sehingga terpaksa kami mengambil keputusan untuk tidak melanjutkan perjalanan sampai di puncak. Tapi yang jelas, cukup mnyenangkan menikmati keindahan alam pegunungan. Sambil berlibur, rekreasi bersama teman dan keluarga .

Jumat, 18 Maret 2011

Demi Cintaku Padamu


Kemana Menemukan Cinta
(Bagian Ketigabelas)
Kerinduan Dan Kegelisahan Cinta

DICERITAKAN bahwa pada suatu ketika ‘Atha’ rah.a sedang berjalan di pasar. Dia melihat ada seorang hamba wanita yang dikenal sebagai orang gila sedang dijual oleh pemiliknya. Kemudian ‘Atha’ membeli hamba tersebut. Ketika malam tiba, wanita itu berwudhu dan mulai mendirikan shalat sambil menangis bercucuran air mata. Ia berkata,”Ya Allah, sesembahanku, demi cinta-Mu kepadaku, kasihanilah aku.” Mendengar ini, ‘Atha’ berkata,”Hai hamba, ucapkanlah,”Ya Allah, demi cintaku kepada-Mu.” Mendengar ucapan ‘Atha’, hamba wanita itu marah dan berkata,”Demi Allah, jika Allah tidak mencintaiku, tentu engkau tidak ditidurkan nyenyak dan Dia mendirikan aku disini.” Lalu ia membaca beberapa syair:

Alharbu mujtami’un wal qalbu muhtariqu
Washshabru muftariqun waddam’u mustabiqu
Kaifal qaraaru ‘ala man ‘ala qaraaralahu
Mimma janaahul hawa wasysyauqu walqalqu
Ya Rabbi inkaana syaiun fiihi lii faraj
Famnun ‘alaiyya bihi maa daama bii ramaqu

Duka telah menggumpal dan hati terbakar
Kesabaran telah sirna air mata pun bercucuran
Bagaimana bisa merasakan ketenteraman
yang tidak pernah tenang karena cinta, kerinduan dan kegelisahan
Ya Rabb, seandainya ada sesuatu yang dapat mengobatiku selama hidup ini berikanlah kepadaku

Lalu ia berkata,”Kini hubunganku dengan-Mu sudah tidak menjadi rahasia lagi, maka cabutlah jiwaku.” Setelah berkata demikian, ia berteriak dan langsung meninggal dunia.

Begitulah kisah seseorang yang tidak terkenal dan memang tidak ingin untuk dikenal. Maka Yahya bin Muad menyatakan dalam syairnya:

Waminaddalaaili an taraahu musaafiran
Nahwal jihaadi wa kullu fi’lin faadhiili
Waminaddalaaili zuhduhu fiima yaraa
Min raadidzullin wanna’iimizzaili

Diantara tanda-tanda cinta ialah engkau melihat ia pergi
Ke medan jihad dan tiap-tiap perbuatan utama
Tanda yang lain ialah kezuhudannya pada sesuatu yang ia lihat
Dari rumah kehinaan dan kenikmatan yang musnah

Wallahu a’lam bi shawab
Posting by: Mas Kus
(Sumber :Tashawwuf dan Jalan Hidup Para Wali, Himpunan Fadhilah Amal)

Kemenangan Beserta Kesabaran


Mutiara Hikmah Berakit-rakit kehulu berenang ketepian
Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian...


‘Abdullah bin ‘Abbas r.a. berkata: Pada suatu hari saya berada di belakang Nabi Muhammad lalu katanya: Hai anak, akan saya ajarkan kepadamu beberapa kalimat:

Pertama,peliharalah (perintah) Allah, maka Allah akan memelihara engkau, dan peliharalah (larangan) Allah, niscaya kamu dapati Allah selalu di hadapanmu.

Kedua, apabila kamu meminta, mintalah kepada Allah dan apabila kamu minta tolong mintalah pertolongan kepada Allah

Ketiga, ketahuilah olehmu, sekiranya ummat manusia sepakat hendak memberi manfaat kepadamu, niscaya takkan sampai sesuatu juapun daripadanya melainkan apa yang telah ditetapkan Allah lebih dahulu

Keempat,demikian juga sekiranya mereka itu sepakat pula hendak membahayakan kamu, tak akan sampai bahaya itu melainkan menurut apa yang telah ditetapkan Allah terlebih dahulu.
Terangkat kalam, dan keringlah kertas (HR. Attirmidzi)

Selain Tirmidzy meriwayatkan : Peliharalah perintah Allah, engkau dapatkan Allah di depanmu. Kenalkan dirimu kepada Allah pada waktu senang, niscaya Allah mengingati pada waktu kamu dalam kesukaran. Ketahuilah bahwa sesuatu yang terlepas daripadamu tidak akan mengenai kamu, dan yang menjadi bahagianmu tidak akan terlepas daripadamu. Ketahuilah bahwa kemenangan itu beserta kesabaran, dan kegembiraan itu sesudah kesusahan, dan tiap ada kesukaran aka ada kelapangan.

Wallahu a’lam bi shawab
(Riadhus Shalihin)/ Posting by: Mas Kus
Foto: Doc Pry/Gbsn, Tmg, March ‘2010

Senin, 14 Maret 2011

Renungan Jiwa


NASIHAT KEPADA DIRI SENDIRI
Imam Al ghazali : “Bekerjalah Dalam Sisa Umurmu…”


Firman Allah Ta’ala :”Berilah peringatan, sebab sesungguhnya peringatan itu dapat memberikan kemanfaatan pada kaum mukminin.” (QS. Dzariat: 55)
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)…” (QS. Hasyr 18)

IMAM Al-Ghazali memberikan nasihat berkaitan bagaimana memotivasi atau memberikan peringatan terhadap diri sendiri, agar selalu mengadakan penjagaan dan perhatian . Berikut kutipan nasihat beliau sebagai berikut:

“Engkau tentunya sudah memaklumi bahwa sunatullah itu tidak akan ada perubahannya. Segala sesuatu pasti ada yang menyebabkan. Kebahagiaan dunia dengan sebab beramal, maka begitu pulalah halnya dengan kebahagiaan di akhirat. Tuhan dunia dan akhirat hanya satu jua yakni Allah Subhanahu wa Ta’ala. Setiap manusia tidak akan memperoleh sesuatu melainkan apa yang diusahakannya. Jikalau engkau sudah membuang banyak waktu untuk usahamu dalam keduniaan, maka sudah berapa banyakkah waktumu yang kau gunakan untuk mengusahakan kebahagiaanmu di akhirat.

Hai jiwa. Adakah engkau sudah menyediakan segala sesuatu yang pasti akan kau butuhkan di waktu menghadapi musim dinginmu nanti, yang waktunya sangat lama sekali? Sudah cukupkah persediaanmu sepanjang musim dingin yang amat lama itu? Sudahkan kau sediakan pakaian tebalmu, makananmu, kayu bakarmu, dan semua yang menyebabkan keselamatanmu di hari dingin itu?

Jangan sekali-kali engkau hanya menyerahkan semua itu kepada kemuliaan, keutamaan dan kedermawanan Tuhan, tanpa bersedia dan mengusahakan bekalnya sama sekali. Janganlah ini kau lakukan. Sebabnya ialah jikalau yang sedemikian itu engkau lakukan, maka betul-beul engkau tersesat dan keliru jalan pemikiranmu.

Dapatkah engkau menghadapi musim dingin tanpa memiliki baju tebal, makanan yang cukup dan kayu bakar yang bertumpuk-tumpuk? Engkau masih mempunyai waktu untuk mengusahakan itu dan tidak banyak lagi waktu itu. Waktu hanya tinggal beberapa saat saja, jika dibandingkan dengan lamanya musim dingin yang hendak kau hadapi. Beribu-ribu tahun berlangsungnya musim dingin itu dan bahkan berjuta-juta atau bermilyar-milyar tahun, sedang waktumu yang lapang kini hanyalah beberapa tahun sebelum engkau meninggalkan dunia fana ini saja. Engkau masih kuasa melakukan ini, lakukanlah sesegera mungkin.

Janganlah sekali-kali engkau menyangka bahwa di musim dingin itu engkau akan dapat sejahtera tanpa memiliki bekal-bekal yang sempurna sebagaimana yang disebutkan diatas. Sekarang ingatlah bahwa yang dimaksud musim dingin itu ialah alam akhirat nanti. Bekalnya ialah amalan-amalan yang baik. Kesengsaraan yang akan dialami ialah neraka.

Insaflah bahwa kepanasan atau kedinginan neraka itu tidak dapat ditanggulangi melainkan dengan benteng yang kokoh yang berupa ketauhidan dan kepada Allah Ta’ala serta pertahanan yang kuat yang berupa keta’atan pada-Nya.

Kiranya cukuplah sudah keutamaan Allah yang dilimpahkan padamu itu, sebab engkau telah ditunjuki jalan mana yang semestinya harus kau lalui. Jalan itu mudah sekali dan inilah yang dapat menolak siksa-Nya. Jadi benteng itulah yang harus kau rebut.

Perhatikanlah hai jiwa, tubuh mana yang engkau pakai menghadap ke hadlirat Allah nanti, lisan mana yang akan kau gunakan menjawab pertanyaan-Nya.

Karena itu siapkanlah jawaban untuk setiap pertanyaan-Nya. Dan usahakanlah yang benar dalam memberikan jawaban itu. Bekerja dalam sisa umurmu yang tidak seberapa lagi ini untuk persediaan menempuh masa-masa yang lama tanpa ada batasnya.

Gerakkanlah usahamu di perumahan yang fana ini untuk bekal hidup di perumahan yang baka nanti. Jangan lalai beramal dalam negeri yang penuh dengan kesedihan dan kesukaran ini, untuk mendapatkan negeri yang penuh kenikmatan yang kekal dan abadi.

Ingatlah bahwa agama itu tidak ada pergantiannya, keimanan tidak ada pertukarannya, dan tubuh tidak ada penyusulannya. Maka barangsiapa yang memperhatikan itu setiap siang dan malam, maka akan mudahlah berkendaraan kesana itu, sekalipun di dunia ia mengalami kesukaran. Resapkanlah dan ikutlah nasihat ini, hai jiwa. Terimalah dengan gembira dan amalkanlah.

Demikian sebuah nasihat, yang mungkin terlalu berat bagi kita yang awam ini. Akan tetapi, setidaknya ada yang bisa kita coba amalkan untuk memperbaiki diri, sebelum kita tidak punya kesempatan lagi untuk melakukan apapun.

Wallahu a’lam bi shawab
Posting by : Mas
(Foto: Doc Pry/March '2011)

Minggu, 13 Maret 2011

Mengapa Menyendiri?


Mutiara Hikmah
Menyoal Kesendirian; Berisiko?

RASANYA sejenak ingin menyendiri, jauh dari hiruk- pikuk ramainya suasana. Begitulah pada saat-saat tertentu seseorang kadang menginginkan suasana kesendirian. Lagi ‘bete’ misalnya , mau marah sendiri, mau ‘jengkel’ sendiri, ingin pergi sendiri atau ingin menumpahkan suasana emosional sendirian. Merenung, mengenang, ataupun apapun aktivitas yang dikerjakan ketika itu, yang pasti dalam kesendirian , lagi tidak ‘kepingin’ diusik privasinya. Tapi, kesendirian demikian tentu tidak boleh berlarut-larut, karena akan membawa hal yang tidak baik. Apalagi menyendiri di tempat sunyi, tidak produktif dan mengandung resiko.

Imam Ahmad melalui Ibnu Umar r.a telah mengatakan bahwa Nabi Saw. Telah melarang menyendiri, yaitu bila seorang lelaki menginap sendirian atau bepergian sendirian. Sementara itu, Imam Bukhari telah mengetengahkan melalui Ibnu Umar yang menceritakan bahwa Rasulullah saw telah bersabda:”Seandainya manusia mengetahui apa yang terjadi pada kesendirian sebagaimana yang telah kuketahui, tentulah tiada seorang pun yang mau berjalan di malam hari sendirian.”

Imam Ahmad telah mengetengahkan melalui Abdullah ibnu Amr Ibnul Ash, bahwa Nabi Saw. Pernah bersabda:”Seorang pengendara itu setan dan dua orang pengendara itu dua setan, sedangkan tiga orang (pengendara) adalah rombongan pengendara.”

Imam Ahmad telah mengetengahkan melalui sahabat Abu Hurairah r.a yang menceritakan bahwa Rasulullah saw, telah melaknat orang-orang berikut:
1. Lelaki yang menyerupakan dirinya dengan wanita
2. Wanita yang menyerupakan dirinya dengan lelaki.
3. Lelaki yang mengatakan bahwa dirinya tidak akan kawin seumur hidupnya
4. Wanita yang mengatakan bahwa dirinya tidak akan kawin seumur hidupnya
5. Pengendara padang sahara sendirian
6. Lelaki yang menginap sendirian.

Dalam Salah satu riwayat, asbaabul wuruudul Hadiits (sebab turunnya Hadist) tersebut, Imam Ahmad mengetengahkan melalui Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa seorang lelaki keluar dari Khaibar, lalu diikuti oleh dua orang lelaki dan lelaki lain yang mengikuti keduanya seraya berkata,”Berhentilah kamu, berhentilah kamu,” lalu memulangkan keduanya . Dia juga menyusul yang lain dan mengatakan ,”Sesungguhnya dua orang ini adalah dua setan, dan sesungguhnya aku terus mendesak keduanya hingga keduanya kembali. Apabila engkau sampai kepada Rasulullah, sampaikanlah salamku kepadanya dan ceritakanlah kepadanya bahwa kami di sini sedang mengumpulkan zakat kami. Seandainya zakat itu telah layak untuk dikirimkan, niscaya aku mengirimkannya kepada beliau.” Ketika lelaki itu sampai di Madinah, dia menceritakan kepada Nabi Saw. Apa yang telah dialaminya, maka sejak saat itu Rasulullah Saw melarang seseorang menyendiri.

Wallahu a’lam bi shawab
(Posting by : Mas Kus, Foto: Doc Pry/2010

Sabtu, 12 Maret 2011

Orang Yang Paling Buruk


Mutiara Hikmah
Orang Yang Paling Buruk Kedudukannya di Sisi Allah

Nabi Muhammmad Saw pernah bersabda yang artinya, "Sesungguhnya manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah kelak pada hari kiamat adalah seseorang yang tidak digauli oleh orang lain karena takut akan kejahatannya."
(HR Bukhari dan Muslim melalui Aisyah r.a)

Penjelasan:
Apabila seseorang dijauhi oleh orang-orang lain karena kekejiannya dan kejahatannya, maka ketahuilah bahwa dia adalah orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah nanti di hari kiamat.
(Dikutip dari Mukhtaarul ahaadits)

Wallahu a'lam bi shawab

Selasa, 08 Maret 2011

Hikmah Pernikahan


Mutiara Hikmah
Mencari Hikmah Sebuah Pernikahan
Posting by: Mas Kus

Dari Abu Abu Hurairah r.a., Rasulullah s.a.w bersabda:” Tiga orang yang akan selalu diberi pertolonagn oleh Allah adalah seorang mujahid yang selalu memperjuangkan agama Allah Swt., seorang penulis yang selalu memberi penawar, dan seorang yang nikah demi menjaga kehormatan dirinya.” (HR.Thabrani)


SETIAP orang yang menikah , tentulah mendambakan rumah tangga yang menentramkan, penuh cinta dan kasih sayang. Atau yang populer dengan Rumah Tangga yang Sakinah, mawaddah, wa rohmah. Kendatipun harapan demikian, bukanlah perkara sederhana yang mudah untuk diraih, karena diperlukan upaya seumur hidup untuk mewujudkannya.

Barangkali banyak sekali keinginan dan harapan yang didamba, yang ada dibalik sebuah pernikahan. Menurut Abdul Hamid Kisyik dari Karyanya ”Bina ’Al-Usra Al-Muslimah Mausu’ah Al-Zuwaj Al-Islami” ada beberapa hikmah pernikahan yang antara lain:

Pertama, pernikahan adalah ajaran yang sesuai, selaras dan sejalan dengan fitrah manusia. Pada pernikahan ada benteng untuk menjaga diri dari godaan setan, menyalurkan kerinduan yang terpendam,mencegah kebrutalan nafsu, memelihara pandangan, dan menjaga kemaluan. Pernikahan juga merupakan penenang jiwa melalui kebersamaan suami-istri,penyejuk hati dan memotivasi untuk senantiasa beribadah. Karenapada dasarnya, jiwa manusia itu cenderung lari dari kebenaran.

Kedua
, melahirkan anak. Karena maksud dari sebuah pernikahan adalah ikatan syariat yang kuat , menyalurkan hasrat jiwa dan memperbanyak keturunan dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah Swt. dan mengharap ridha-Nya.

Ketiga
, memenuhi keinginan hati untuk membina rumah tangga dan saling berbagi rasa dalam aktifitas keluarga sehari-hari.

Keempat
, memantapkan jiwa dengan ajakan kasih sayang dan pelaksanaan hak serta kewajiban terhadap keluarga, menyabarkan diri terhadap tingkah laku istri dan ucapannya, berusaha meluruskan dan membimbingnya kepada agama untuk selalu memperoleh yang halal demi kebaikan diri dan terlaksananya pendidikan putra-putri tercinta.

Wallahu a’lam bi shawab.

Senin, 07 Maret 2011

Sebuah Episode Pernikahan (1)


Mutiara Hikmah
Oh Bidukku, Awal Perjalanan Mengarungi Gelombang
Posting by: Mas Kus

ISLAM telah menjadikan rumah tangga sebagai biduk untuk berlayar, dengan Asma Allah Swt , mengarungi gelombang dan panasnya kehidupan yang bergelora. Dengan melewati jalur yang benar serta ketinggian jalan iman, mereka tidak akan tenggelam bahkan mengantarkannya ke puncak kemuliaan, membawa amanah dan mengokohkan sebuah cita-cita, sehingga mengeluarkan mereka dari kesempitan dunia dan membimbingnya menuju alam akhirat yang penuh dengan keadilan.

Biduk itu telah siap mengantarkan penumpangnya sepasang kekasih yang mengikat kan diri dalam perjanjian suci, yaitu ijab dan qabul. Sebuah perjanjian yang membuat perubahan besar dalam sejarah kehidupan mereka berdua: apa yang semula haram menjadi halal, kekejian menjadi kesucian, dan kebebasan menjadi tanggung-jawab. Saat itulah nafsu ber-metamorfosa menjadi bentuk cinta dan kasih sayang dalam sebuah pernikahan.

Firman Allah Swt:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Ruum : 21)
Dialah Allah yang Maha Tahu. Allah Swt mengetahui setiap getar dada dan kerinduan hati , akan hadirnya seseorang yang mau mendengar, mau berbagi suka dan duka, teman untuk mencurahkan cinta dan kasih sayang. Oleh karena itu, dengan ayat tersebut, Allah Swt mengajarkan kepada manusia betapa Allah Swt Maha Berkehendak telah menciptakan kekasih yang menjadi pasangan hidup manusia.

Maka, pernikahan adalah peristiwa fitrah, sebab pernikahan merupakan salah satu sarana mengekspresikan sifat-sifat dasar kemanusiaan. Fitrah setiap manusia adalah punya kecenderungan terhadap lawan jenis, dan Allah Swt telah menciptakan rasa keindahan tersebut dalam hati setiap laki-laki dan perempuan.

Disamping itu, hal yang sangat mendasar dengan pernikahan artinya mereka telah menyempurnakan separuh dari agamanya. Rasulullah Saw bersabda:”Apabila seseorang melaksanakan pernikahan, berarti ia telah menyempurnakan separuh agamanya, maka hendaklah ia menjaga separuh yang lain dengan bertaqwa kepada Allah.” (HR. Baihaqi dari Anas bin Malik).

Wallahu a’lam bi shawab.
(Foto/Doc Pry/Resepsi Tbrk Tmg /Mart 5'2011)

Rabu, 02 Maret 2011

Aku Ingin Berubah


Mutiara Hikmah
Dibutuhkan Kesungguhan Menuju Perubahan

ALLAH SWT berfirman dalam QS. ar- Ra'd : 11

"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[1]. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[2] yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia."
[1] Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa Malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa Malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat ini ialah Malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut Malaikat Hafazhah.
[2] Tuhan tidak akan merobah Keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.

KENIKMATAN dan anugerah dari Allah Swt tidak akan datang tanpa usaha . Maka jika kita ingin menggapai sesuatu , sudah seharusnya agar berusaha sekuat tenaga untuk meraihnya. Sesungguhnya, kesuksesan yang kita raih merupakan anugerah Allah Swt yang didukung oleh ikhtiar kita. Allah Swt tidak akan mengubah keadaan kita, jika kita tidak berusaha mengubahnya sendiri.

Untuk menuju ke perubahan tersebut, yang paling mungkin dilakukan adalah melakukan perubahan dari diri kita sendiri. Seorang Ulama’ pernah mengatakan,”Sesungguhnya,medan perang yang paling utama adalah dirimu sendiri. Apabila kamu dapat menaklukannya,maka kamu mampu menaklukkan berbagai hal. Sebaliknya, jika kamu tidak bisa mengendalikan dirimu, maka kamu tidak akan sanggup menggapai hal-hal lainnya.”

Oleh karena itu, diperlukan kesungguhan untuk mewujudkan sebuah perubahan ke arah yang lebih baik. Kendatipun , hal demikian bukanlah persoalan yang mudah. Sebuah keteladanan Rasulullah Saw, suatu contoh misalnya bagaimana beliau sangat bersunguh-sungguh dalam berdakwah untuk mengajak orang-orang menyembah kepada Allah Swt. “Demi Allah, seandainya mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, supaya aku meninggalkan agama ini, niscaya aku tidak akan melakukannya hingga Allah memenangkannya atau menghancurkan semuanya.”
Maka solusi perubahan yang paling sederhana:”Berubahlah selalu lebih baik, dari sekarang, dari diri kita sendiri, dari hal yang paling mudah.”

Wallahu a’lam bi shawab
Posting by :Mas Kus

Selasa, 01 Maret 2011

Jalan Meraih Ketenangan


Mutiara Hikmah
Hablum Minallah dan Hablum Minannas

AMANAH Allah Swt berupa syariah Islam wajib kita laksanakan untuk mencapai ketentraman lahir dan batin. Dalam syariah islam terkumpul berbagai aturan dan ketentuan yang akan menjamin ketentraman hati kita sebagai kholifah Allah di bumi. Untuk menjamin ketentraman hati, ada dua kepentingan yang hendaknya harus kita sikapi dengan bijak, yakni waktu melaksanakan aturan Allah dalam statusnya sebagai mahluk kepada kholiqnya yang lazim disebut hablum minallah, serta melaksanakan kehidupan umat manusia yang penuh maslahat yang biasa disebut hablum minanas. Hablum minallah dan hablum minanas ini marupakan kunci dalam menjalankan roda kehidupan yang telah menjadi tugas hidup kita.

Dua kepentingan ini merupakan amanah Allah yang wajib kita penuhi. Maka, terpenuhinya amanah tersebut pasti akan membuahkan hasil yang baik, yaitu kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Sebaliknya, seandainya amanah Allah itu tidak kita laksanakan, pasti akan mendapatkan bencana, kehinaan, dan kahancuran. Firman Allah Swt dalam surat Ali Imron ayat 112 menjelaskan: “ Mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali mereka berpegang kepada tali (agama) allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemungkaran dari allah dan mereka diliputi kerendahan.yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.”

Dalam menjalankan kehidupan yang penuh dengan berbagai persoalan yang senantiasa berpasang-pasangan; ada yang susah- ada pula yang mudah, ada yang baik - ada pula yang buruk, ada kaya -ada pula miskin ,demikian seterusnya , tentu memerlukan upaya yang sungguh-sungguh untuk mengelolanya. Pilihan yang akan ditetapkan dari dua keadaan yang berbeda itu sangat bergantung pada kita. Tidak bisa di campur-adukkan antar keduanya, pilihanya hanyalah satu, namun walaupun demikian tidak sedikit orang yang mencampur-adukkan antara hak dan batil, antara halal dan haram, antara iman dan kufur, sehingga mengaburkan esensi yang sebenarnya.

Sering terjadi orang yang semula bahagia dan beriman berubah menjadi takabur dan menjauhkan diri dari tuntunan Allah SWT, serta semakin jauh dari norma-norma Allah disebabkan salah kaprah dan salah pilih.Mereka kadang terlena dan tidak menyadari bahwa segala sesuatu yang ada pada dirinya merupakan cobaan dan ujian dari allah SWT, yang harus dijalani dengan hati-hati dan kewaspadaan yang tinggi.
Kalau kita renungkan, sesungguhnya ujian Allah itu bukan hanya berupa kemiskinan dan kemelaratan,kesusahan dan bencana, tetapi dapat berupa harta yang berlimpah, pangkat dan kedudukan yang tinggi, sebagaimana sabda Rosulullah Saw : “ Tiada akan bergeser kedua kaki seorang hamba sampai ia ditanya tentang lima perkara, tentang umurnya untuk di habiskannya, tentang masa mudanya bagaimana ia lalui , tentang hartanya dari mana diperoleh dan untuk apa dibelanjakan, serta tentang ilmunya apa yang diperbuat denganya.” (Al Hadist)
Hadis ini memberikan isyarat kepada kita, bahwa apapun yang kita miliki, di akhirat akan diminta pertanggungjawabannya.Kalau yang kita miliki dimanfaatkan sebaik-baiknya sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya, maka Insya Allah akan mendapatkan pahala dari allah Swt, sebaliknya, kalau digunakan untuk hal-hal yang tidak diridhoi bahkan digunakan untuk melawan Allah, ia akan mendapatkan adzab setimpal dari AllahSwt.

Wallahu a'lam bi shawab
Posting by : Mas Kus

Tadharru'


Mutiara Hikmah
Hanya Kepada-Mu Aku Berharap

RASULULLAH SAW mengajarkan kepada kita agar dalam menjalani hidup ini , senantiasa bersikap tadharru. Tadharru’ adalah suatu perasaan yang menjadikan kita merasa sangat fakir dan membutuhkan Allah.
Kita senantiasa berlindung dan memohon pertolongan-Nya, menjawab seruan-Nya dengan hati dan jiwa, serta dengan ketulusan dan kerendahan hati meminta limpahan kebaikan di dunia dan akhirat. Terlebih-lebih ketika dihadapkan pada kesulitan, kesusahan musibah dan duka nestapa. Maka sudah semestinya bisa menjadikan sarana muhasabah kepada Allah. Kita menyadari kesalahan, memohon ampun kepada-Nya. Dan merasa sama sekali tidak berdaya di hadapan Allah, dan menjadikan Allah Swt sebagai satu-satunya tempat meminta pertolongan. Imam Ahmad ibn Hanbal berkata, ber-tadharru’ lah seperti orang yang tersesat di tengah samudra luas, padahal ia hanya memiliki sedikit persediaan.

Hal ini juga telah diajarkan oleh para nabi. Ketika berdakwah, mereka mengalami musibah dan cobaan. Sebagai contoh, kita bisa mencermati kisah Nabi Yunus saat terperangkap dalam perut ikan Nun. Di sana, ia mengalami tiga kegelapan, yaitu kegelapan malam, kegelapan samudra, dan kegelapan perut ikan nun. Meskipun demikian, ia tidak pernah berputus asa. Ia terus menerus memanjatkan do’a dengan penuh tadharru’. Akhirnya, Allah mengabulkan permohonannya.
Allah Swt. berfirman: ” Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap bahwa, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zhalim. ’Maka, kami telah memperkenankan do’anya dan menyelamatkannya dari kedukaan. Dan, demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS, Al-Anbiyaa’ [21]: 87-88)

Rasulullah Saw. juga pernah diuji oleh Allah Swt dalam Perang Badar. Ketika itu, beliau merasa khawatir karena pasukan dan senjata orang-orang musyrik lebih banyak daripada orang Islam. Untuk mengatasi kekhawatirannya, beliau berdo’a sambil mengangkat kedua tangan hingga jubahnya terjatuh dan ketiaknya terlihat. Saat inilah, beliau bersikap tadharru’ kepada Allah. Rasulullah Saw. berdo’a, ”Ya Allah, jika perang ini dapat menghancurkan umat Islam maka tidak ada lagi penyembahan di muka bumi.” Selanjutnya, Abu Bakar berkata kepadaku, ” Wahai Rasululah, Allah akan mengabulkan permohonanmu. Dia akan memenuhi segala sesuatu yang dijanjikan kepadamu.”(Muslim:4563)

Sebenarnya, kondisi yang paling mulia adalah saat kita mengingat Allah dengan bersikap Tadharru’ kepada-Nya. Ketika itu, jiwa kita menjadi bersih, hati merasa tenang, terhindar dari bujukan setan, dan mata hati terhijab dari kegelapan dan kemaksiatan, serta muncul harapan di dalam diri. Kondisi inilah yang memungkinkan kita meraih derajat tertinggi di dunia dan akhirat.

Wallahu a'lam bi shawab
Posting by : Mas Kus