Senin, 30 Mei 2011

Tanda-Tanda Cinta 4


Kemana Menemukan Cinta
(Bagian Ke-duapuluh satu)
Posting by: Mas Kus


Tanda - tanda cinta ketujuh; sang pencinta selalu ingin mendengar nama orang yang dicintai. Senang membicarakannya, menjadikannya bak mentari pagi yang bakal menerangi dunia. Seakan tidak ada tempat lain senyaman di sisinya,sehingga tidakperlu segan dan takut lagi untuk mendatanginya. Jadi, demikianlah adanya. Kecintaannya pada sesuatu akan membuatnya buta dan tuli. Contohnya, meskipun ia tidak memperoleh manfaat sedikit pun dari tempat dimana kamu berada, tetapi kalau disitu tengah terjadi pembicaraan hangat mengenai orang yang dicintainya, pastilah ia enggan beranjak dari sana.

Bagi orang yang sedang mabuk cinta,apabila mendengar kekasihnya dicerca orang , ketika ia sedang makan, boleh jadi nasi yang ditelan itu akan tersendat di tenggorokan. Apabila nama kekasih dibuat penggunjingan saat ia minum, maka air yang diminumnya serasa penuh duri di kerongkongannya. Dan apabila nama sang kekasih tiba-tiba mewarnai orang yang baru dikenal,maka bermacam-macam tanda tanya besar pasti akan berseliweran dikepalanya. Sebab,layar batin dan pikirannya mulai dipenuhi bayangan-bayangan orang yang dipujanya selama ini.

Jika berita yang sampai di telinganya adalah buruk, maka akan terlihat perubahan mendadak pada air mukanya. Wajah yang semula cerah, tiba-tiba jadi murung. Gerak gerik yang semula lepas lepas-bebas jadi tegang-kaku dan serba salah. Lama kelamaan tutur katanya pun makin terbatas, kemudian sering diam seperti merenung kehilangan gairah komunikasi yang semula begitu tinggi.

Tanda-tanda cinta kedelapan; ciri ciri lain orang yang jatuh cinta adalah suka menyendiri, atau melamun. Dalam kesendirian itu seakan ia benar-benar menikmati kebebasannya tanpa batas. Tidak ada penghalang apa pun untuk berkelana, bergerak, dan menyeruak menuju tambatan hati. Ini semua merupakan bukti yang tidak dapat dipungkiri dan kenyataan yang tidak dapat dibantah mengenai adanya rasa cinta yang tersembunyi di balik relung labirin jiwanya.

Bersambung...
Tanda-tanda cinta ke-sembilan

Wallahu a'lam bi shawab.

Tanda-Tanda Cinta 3


Kemana Menemukan Cinta
(Bagian Keduapuluh)
Posting by: Mas Kus

Tanda Cinta Keenam, perasaan senang yang terus melimpah membuat wajahnya cerah berseri. Kadang merasa sempit meskipun berada di padang yang luas. Selalu tertarik pada sesuatu yang diambil atau dipegang oleh sang kekasih. Banyak memberikan isyarat halus dan rahasia. Duduknya tidak bisa tegak, tetapi agak menyamping atau bersandar. Sering mengusap tangan saat berbicara, mengelus bagian-bagian tubuh yang nampak, mencecap sisa minuman yang pujaan hati, dan menyukai tempat-tempat tertentu yang dijadikan ajang memadu kasih dengan tambatan hatinya.

Perilaku orang yang jatuh cinta kadang berlebihan, baik rasa senang ataupun sebaliknya, kesedihan yang terlalu dalam yang bisa mencelakakan jiwa raga. Tertawa banyak dan terbahak dapat mengeluarkan air mata. Hal-hal seperti ini banyak terjadi, dan ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

Sepasang kekasih yang mempunyai tingkat kecintaan yang sepadan dan terlalu ketat dibelenggu cinta, waktu waktu kebersamaan mereka sering malah dihabiskan tanpa makna. Sebab, dengan kesepadanan tersebut justru membuat masing-masing jadi lebih berani melontarkan pernyataan yang bertentatangan. Jika sudah demikian, mungkin akan muncul riak-riak kecil yang dapat berubah menjadi gelombang. Kemudian masing-masing akan mengomentari pendapat yang dilontarkan pasangannya, lalu menafsirkan dengan agak menyimpang dari makna yang seharusnya untuk menguji sejauh mana kokoh-kuatnya keyakinan masing-masing tentang pasangannya.

Perbedaan paham, perselisihan kadang merupakan suatu yang tak bisa dielakkan, akan tetapi hal tersebut akan segera pudar dan cair seiring dengan pulihnya ketenangan jiwa. Peristiwa bantah membantah hanya sekejap, dan semuanya akan menguap. Serupa mendung di musim kemarau yang ditiup angin pasat tenggara. Perselisihan kecil itupun cepat mereda , dan keduanya kembali terlibat dalam canda dan tawa dengan hati yang berbunga-bunga. Kejadian demikian bisa saja terjadi berulang kali dalam satu waktu. Memang untuk menjalin cinta sejati diperlukan perjuangan yang benar disertai rajutan kasih yang tulus, sehingga benih cinta yang dihasilkan nanti diharapkan benar-benar cinta sejati yang tidak mudah goyah dan patah ketika badai menerpanya berkali-kali.

Bersambung…
(Tanda-Tanda Cinta ketujuh)

Wallahu a’lam bi shawab.

Minggu, 29 Mei 2011

Tanda-Tanda Cinta 2

Kemana Menemukan Cinta
(bagian ke sembilan belas)
Posting by: Mas Kus

Tanda ketiga, senantiasa bergegas menuju tempat di mana sang kekasih berada. Kemudian sesampainya di tempat tujuan, ia segera mendekat dan merapat demikian dekat dengan pujaan hati. Di saat seperti itu, ia benar-benar melupakan kegiatan apa pun yang menjauhkan dirinya dengan sang pujaan, melecehkan kata nasihat maupun pepatah-petitih yang bakal merusak kedekatan dan keeratan yang demikian indah menggetarkan bersama dambaan hati. Dalam hal ini beliau tuliskan beberapa bait syair:

Saat aku pergi darimu, aku berjalan
Seperti seorang yang digiring pada kemusnahan
Kedatanganku padamu, bagai
Rembulan cumbui matahari
Dan saat kuharus pergi darimu, bagi gemintang
Tinggi yang diam enggan melangkah

Tanda Keempat, munculnya kegugupan sekaligus keceriaan yang menyeruak di wajah sang pencinta tatkala melihat kekasihnya muncul secara tiba-tiba dan tak disangka-sangka. Kejadian yang sama juga akan tampak ketika melihat orang yang mirip dengan sosok sang kekasih, mendengar namanya disebut, atau merasakan adanya tanda-tanda yang sama dengan apa yang terdapat pada pujaan hatinya . Dalam hal ini beliau tuliskan beberapa penggal syair:

Bila mataku melihat orang berbaju merah
Hatiku seakan diguncang badai dan disambar petir

Tanda Kelima, melakukan apa saja yang bisa dilakukan walaupun sebelumnya tidak pernah melakukan dan tidak pandai melakukan. Memang gara-gara cinta, banyak orang kikir menjadi pemurah. Pendiam jadi banyak bicara, penakut jadi pemberani, yang jelek kelakuannya mendadak ramah, yang pandir tiba-tiba beradab, yang tidak suka dandan jadi suka berhias, yang miskin berlagak sok kaya, yang tua bergaya seperti anak muda, yang saleh menjadi genit, dan yang pengecut menjadi berani berkurban.

Tanda-tanda cinta tadi muncul sebelum api cinta dinyalakan, sedangkan ketika cinta mulai menapak-menjadi, maka tiba-tiba semua pembicaraan menjadi sangat pribadi. Masing-masing terkesan mulai menutup diri, dan seluruh perhatiannya hanya tercurah secara nyata kepada kekasihnya belaka. Sebagian dari ciri-ciri cinta diungkapkan dalam sejumlah bait syair berikut:

Kunikmati semua pembicaraan tentang dirimu
Kuanggap wewangian dari ambar yang mempesona
Bila ia katakan sesuatu, kukatakan tak pernah dengar ini sebelumnya
Dari orang yang pernah bertemu denganku
Andai saja aku bersama sang Khalifah
Sungguh ia takkan palingkan aku dari yang kukasihi
Jika terpaksa aku harus pergi darinya, maka aku selalu menoleh ke arahnya
Dan jalanku jadi tak karuan
Mataku masih bersamanya sedang tubuhku pergi darinya
Seperti sedang perhatikan orang baik tenggelam di lautan
Jika kau katakan, mungkinkah kau tembus angkasa
Aku katakan, ya dan aku tahu dimana tangga menuju sana

Bersambung, tanda cinta keenam...
Wallahu a’lam bi shawab

Sabtu, 28 Mei 2011

Tanda-Tanda Cinta 1


Kemana Menemukan Cinta
(Bagian ke delapan belas)
Posting by: Mas Kus

NAMPAKNYA hanya orang-orang yang cerdas dan mempunyai kepekaan rasa tinggi saja yang dapat menangkap tanda-tanda cinta dan kemudian menerjemahkannya. Benarkah getaran-getaran cinta itu bisa terungkap secara nyata ataukah hanya sebuah praduga?

Berikut ada beberapa tanda-tanda cinta yang di ekspresikan dari sebuah tulisan Ibnu Hazm Al-Andalusi yang berjudul Thuq al-Hamamah (Sabda Cinta) . Beliau mengukuhkan dirinya sebagai pemikir realis dan membumi. Karya unik yang disajikan cukup menarik untuk disimak, ia mengkaji soal cinta dan dan kasih sayang pada abad pertengahan; di barat dan timur, di dunia Islam maupun non muslim. Ia menelusuri perkembangan cinta, menganalisis unsur-unsurnya, meramu antara pemikiran filosofis-sastra dan realitas sejarah. Tanda-tanda cinta itu antara lain sebagai berikut:

Tanda Pertama, tatapan mata. Mengapa getaran-getaran cinta dapat memantul lewat sorot mata, tiada lain karena mata merupakan gerbang dari keluasan jiwa manusia. Mata, memang banyak mengungkap kerahasiaan jiwa kita, menyampaikan pesan-pesan rahasia, serta menuturkan kedalaman isinya. Tentunya, kita pernah menyaksikan, setiap kali bertemu dengan kekasihnya seorang pencinta hampir tidak mau mengedipkan matanya dari sosok yang dicintainya itu. Mata itu terus mengikuti ke mana gerak langkah sang kekasih. Jika perhatian sang kekasih berpindah pada suatu yang baru, dia pun akan mengarahkan perhatiannya ke sana pula. Dalam salah satu syair beliau tuturkan:

Tak ada persinggahan bagi mataku selain dirimu
Engkau seperti kata orang tentang indahnya permata
Aku arahkan mata ke mana engkau mengarahkannya
Aku selalu mengikutimu, bagai na’at (sifat) dan man’ut (yang disifati) dalam ilmu nahw (tata bahasa Arab).

Tanda Kedua, selalu melayani pembicaraan orang yang dicintai. Dalam setiap kesempatan, hampir-hampir ia tidak ingin melayani pembicaraan orang selain yang dikasihinya. Ia mendengarkan apapun yang dikatakan oleh kekasihnya dengan seksama dan penuh perhatian. Sesekali bahkan mengiyakan terhadap apa yang disampaikan walaupun yang dikatakan itu sesungguhnya mustahil atau diluar kebiasaan. Kadang ia juga membenarkan ucapan kekasihnya walaupun sesungguhnya berbohong. Menyetujuinya meskipun dibalik semuanya terdapat kezaliman, mempersaksikannya walaupun ia membuat kepalsuan. Seakan-akan dirinya rela mengikutinya ke mana pun perginya sang kekasih, dan menerima begitu saja semua ucapannya dengan serta merta.
Aneh ya, begitulah fenomena cinta. Orang pinter ; S2, S3 kadang nampak ’blo-on’ karena cinta.

Bersambung, tanda cinta ketiga...
Wallahu a’lam bi shawab

Selasa, 24 Mei 2011

Tata Cara Makan dan Minum


Nasihat Untuk Temanku : Agar Sehat Dan Selamat Dari Segala Penyakit
Posting oleh : Mas Hamdan MR

SEHAT itu nikmat yang harus disyukuri. Betapa tidak? Mau makan-minum, apapun terasa nikmat. Mau jalan-jalan atau melakukan aktifitas apapun bisa. Akan tetapi bila badan ini sakit, jangankan untuk jalan-jalan, bangun dari tempat tidur saja kadang tidak mampu. Berbagai makanan enak yang disediakan gratis pun tidak terasa enak, bahkan sesuap pun makanan lezat tersebut tak mampu menyantapnya.

Temanku, berikut ini ada nasihat dari seorang ‘alim (Syekh M. Syakir) tentang Tata Cara Makan dan Minum agar badan sehat dan selamat dari segala penyakit, maka janganlah memasukkan makanan bertumpuk-tumpuk ke dalam perut kita
Janganlah kita makan kecuali kalau kita memang benar-benar lapar, dan apabila kita makan janganlah kita penuhi perut kita dengan makanan. Rasulullah Saw bersabda yang artinya:”Tidaklah manusia memenuhi lambung, yang lebih buruk dari bagian perutnya.” (HR Ahmad, Turmudzi dan Hakim)

Temanku, jika kita makan, basuhlah terlebih dahulu kedua tangan kita, sebutlah Asma Allah di depan makanan kita dan janganlah kita melahap makanan dengan rakus, tetapi kunyahlah suapan dengan baik, karena kunyahan yang baik akan membantu proses pencernaan dan makanlah dari makanan yang sesuai. Janganlah kita mengulurkan tangan kita di tempat hidangan kesana kemari , karena hal itu termasuk perbuatan yang tidak baik lagi dibenci.

Temanku, janganlah kita makan seperti makannya orang-orang rendahan dan hina. Misalnya, di pasar-pasar, di tengah jalan, atau dengan cara melucu, karena hal itu dapat mengurangi muru’ah (harga diri) dan menghinakan orang yang mulia.
Hindarilah sifat pelit dan sikap tidak baik; apabila kita kebetulan duduk, sedangkan disamping kita ada orang yang kita kenal atau tidak kenal, maka ajaklah makan bersamamu. Jika ada sisa makanan darimu, sedekahkanlah kepada orang yang membutuhkan dan janganlah kita meremehkan sesuatu yang kita sedekahkan, karena sedekah yang sedikit mempunyai tempat yang berarti dan sangat dibutuhkan orang-orang yang fakir. Janganlah kita menghinanya dan janganlah kita sertai sedekah kita dengan menyakiti orang yang kita beri sedekah. Allah Swt berfirman : "Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima) QS Al Baqarah 262


Dan agar kita bersungguh-sungguh menyembunyikan sedekah kita dari manusia, karena sedekah sirri (rahasia) dapat meredam kemarahan Allah Ta’ala.

Wahai Temanku, takutlah makan dan minum di wadah yang kotor, barangkali kita terkena penyakit untuk diri kita sendiri, karena disebabkan kekotoran wadah tersebut, sehingga tidak berguna lagi pengobatan ke dokter. Janganlah minum air, kecuali air bersih dari ,kotoran . Dan jika kita minum sebutlah Asma Allah sebelum kita minum. Janganlah kita minum air sekaligus, tetapi minumlah seteguk demi seteguk , sedikit-demi sedikit dan beristirahatlah sewaktu kita minum dan hendaklah tiga kali, setiap kalinya dipisah dengan menyebut Asma Allah Ta’ala.


Jika kita telah selesai makan dan minum, maka panjatkanlah pujian kepada Allah Swt (dengan bacaan hamdallah “Alhamdulillah”) yang telah memberimu makan dan minum dan bersyukurlah kepada-Nya atas nikmat-nikmat-Nya yang tidak terhitung. Allah yang mengatur , memberi hidayah dan petunjuk kepadamu.
Demikian semoga bermanfaat.

Wallahu a’lam bi shawab

Senin, 02 Mei 2011

Alhamdulillah Yaa Rabb


Segala Puji Syukur Bagi-Mu
Posting by: Mas Kus

BETAPA melimpah nikmat itu tercurah kepada kita, dari setiap jengkal tanah yang terhampar di bumi yang kita pijak, setiap hembusan angin yang bertiup sepoi-sepoi yang kita rasakan, setiap tarikan udara yang kita hirup , setiap tetesan air hujan yang tercurah yang kita manfaatkan, serta masih banyak sekali nikmat lain yang rasanya terlalu banyak untuk disebutkan satu per satu.

Pada dasarnya segala nikmat yang diperoleh manusia harus disyukurinya. Nikmat diartikan oleh sementara ulama sebagai “segala sesuatu yang berlebih dari modal yang kita miliki.” Adakah manusia memiliki sesuatu sebagai modal? Jawabannya, “Tidak”. Bukankah hidupnya itu sendiri adalah anugerah dari Allah? Allah Swt berfirman ,”Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang ia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? (QS. Al Insan : 1) Nikmat itu begitu berlimpah ruah, “Seandainya kamu (akan) menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya.” (QS Ibrahim :34)

Akan tetapi, disadari umumnya manusia hanya berjanji untuk bersyukur saat mereka menghadapi kesulitan. Kemudian setelah kesulitan itu terlampaui kita pun lupa kembali. Begitulah “ritme” selalu mewarnai episode demi episode kehidupan. Memang, pada hakikatnya kita tidak mampu untuk mensyukuri Allah dengan sempurna, baik dalam bentuk kalimat-kalimat pujian apalagi dalam bentuk perbuatan. Maka , sudah sepatutnya ungkapan syukur itu terucap dari lisan hamba yang ikhlas sebagamana diajarkan ,”wa qul, alhamdulillah” (katakanlah “Alhamdulillah”)

Dari Jabir ra. Rasulullah saw. bersabda:” Allah tidak memberi suatu nikmat kepada seorang hamba, kemudian ia mengucapkan Alhamdulillah, kecuali Allah menilai ia telah mensyukuri nikmat tersebut. Apabila dia mengucapkan Alhamdulillah yang kedua, maka Allah akan memberikan pahala yang baru lagi. Apabila dia mengucapkan Alhamdulillah untuk ketiga kalinya, maka Allah mengampuni dosa-dosanya.” (HR. Hakim dan Baihaqi)

Dari Ibnu Umar ra. Rasulullah Saw. bersabda:
“Perbanyaklah kalian membaca Alhamdulillah, karena sesungguhnya bacaan Alhamdulillah itu mempunyai mata dan sayap, yang selalu mendoakan di dalam surga dan memohonkan ampunan bagi pembacanya sampai hari kiamat.” (HR. Dailami)

Dari Abu Umamah ra. Rasulullah Saw. bersabda:
“Allah tidak akan memberi nikmat kepada seorang hamba, kemudian ia memuji kepada-Nya, kecuali pujian itu akan lebih utama daripada nikmat tersebut, meskipun nikmat itu lebih besar.” (HR. Thabrani)

Dalam suatu riwayat, Nabi Dawud a.s. bersabda:
“Ya Tuhanku, tidak ada suatu rahmat pun pada diri anak Adam, kecuali di atas dan di bawah rambut itu ada nikmat, maka dengan apa anak Adam dapat mensyukuri nikmat itu? Kemudian Allah Swt. Berfirman kepadanya: “Hai Dawud, sesungguhnya aku telah memberi nikmat yang sangat banyak, namun aku rela dengan pujian yang sedikit. Dan sesungguhnya syukurmu atas nikmat itu adalah kamu mengerti dan mengakui bahwa nikmat-nikmat yang telah kamu terima itu dari Aku.” Dalam riwayat yang lain, Nabi Dawud a.s berkata: “Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa bersyukur kepada-Mu, sementara syukur itu juga merupakan nikmat dari-Mu kepadaku?” Allah Swt. Berfirman: “Sekarang juga engkau telah bersyukur kepada-ku, hai Dawud.”

Wallahu a’lam bi shawab.
(Pustaka: Terjemah Qurratul Uyun dan Wawasan Al Qur’an)

Minggu, 01 Mei 2011

Pendidikan Anak


Menyiapkan Kader Masa Depan
Posting by: Mas Kus


MENDIDIK anak berarti menanamkan bibit kepribadian dan benih-benih akhlaq yang luhur kepada jiwa anak , kemudian memupuknya dengan nasihat yang baik sehingga akarnya akan tertancap dalam lubuk dasar hatinya, dan dapat membuahkan hasil yang berguna bagi dirinya, keluarganya, masyarakat , agama, nusa dan bangsanya.

Tentunya, sejalan tujuan pendidikan yang pernah dirumuskan oleh Tokoh Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara yang dikenal dengan istilah “Tri Nga”. Nga pertama, ngerti artinya mengerti atau memahami pada aspek kognitif. Nga kedua adalah ngerasa artinya merasakan pada aspek afektif, dan nga ketiga, ngelakoni artinya melaksanakan atau mengajarkan pada aspek psikomotorik.Pendidikan itu diarahkan kepada agama yang suci, akhlak yang tinggi, serta kepribadian dan keluasan ilmu pengetahuan, disamping kesehatan jasmani dan rohani.

Orang tua mempunyai kewajiban untuk memberikan pendidikan kepada anak-anaknya, karena baik dan buruknya anak tergantung dari pendidikan orang tuanya. Sabda Rasulullah Saw: Kullu mauludin yuuladu ‘alal fithrah… yang artinya setiap bayi dilahirkan dengan dasar fithrah (kesucian dan keaslian manusia, yaitu bertauhid kepada Allah Ta’ala), maka kedua orang tuanya menjadikannya sebagai orang yahudi, Nasrani, atau Yahudi… (HR Bukhari)
Dan apabila kedua orangtuanya tidak bisa memberikan pendidikan sendiri, maka sebaiknya diserahkan kepada para ustadz/pengajar untuk memberikan pendidikan yang sebaik-baiknya.

Secara garis besar ada beberapa hal yang hendaknya diperhatikan:

Pertama, pendidikan Iman. Maksudnya yakni menanamkan anak dengan dasar-dasar keimanan sejak ia mengerti, membiasakannya dengan rukun islam sejak ia memahami, dan mengajarkan kepadanya dasar-dasar syariat sejak usia tamyiz. Termasuk pula disini adalah mengenalkan hukum halal dan haram kepada anak sejak dini, menyuruh anak untuk beribadah , menanamkan cinta rasul dan keluarganya serta mengajarkan membaca al qur’an.

Kedua, pendidikan moral. Maksudnya adalah memberikan pendidikan prinsif dasar moral dan keutamaan sikap serta watak (tabiat) yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak sejak pemula hingga ia menjadi seorang mukalaf.Termasuk persoalan yang tidak diragukan lagi, bahwa moral, sikap, dan tabiat merupakan salah satu buah iman yang kuat dan pertumbuhan sikap keberagama-an seorang yang benar.

Ketiga, pendidikan fisik (jasmani). Tanggungjawab lain yang juga dibebankan kepada para pendidik atau orang tua adalah tanggung jawab pendidikan fisik. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak tumbuh dewasa dengan kondisi fisik yang kuat, sehat, bergairah dan bersemangat.

Keempat, pendidikan rasio (akal). Maksudnya adalah pendidikan yang ditujukan untuk membentuk pola pikir anak dengan segala sesuatu yang bermanfaat, seperti ilmu agama, kebudayaan, dan peradaban. Dengan demikian pikiran anak menjadi matang, bermuatan ilmu, kebudayaan dsb.

Kelima, pendidikan Kejiwaan. Maksudnya adalah mendidik anak semenjak mulai mengerti supaya berani terbuka, mandiri, suka menolong, sabar mengendalikan amarah, dan senang kepada seluruh bentuk keutamaan jiwa dan moral secara mutlak.

Keenam, pendidikan sosial. Maksudnya adalah mendidik anak sejak kecil agar terbiasa menjalankan perilaku social yang utama, mendasarinya pada aqidah islamiyah yang kekal dan kesadaran iman yang mendalam. Agar di tengah-tengah masyarakat nanti ia mampu bergaul dan berperilaku social secara baik, memiliki keseimbangan akal yang matang dan tindakan yang bijaksana.

Demikian serangkaian tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak yang tidak ringan dan kompleks, sehingga dibutuhkan perhatian dan kasih sayang, pemahaman serta kesabaran.


Wallahu a’lam bi shawab
(Pustaka :Pendidikan Terhadap Anak , Tradisi Islami)