Oleh
: Nety Herawati
SEMUA orang tentu menginginkan meraih sukses dalam hidupnya,
tidak terkecuali wanita. Sungguh merupakan hal yang sangat diidam-idamkan
menjadi wanita yang sukses dalam karir dan rumah tangga. Tidak ada seorang pun
yang menolak jika disuguhkan pilihan ‘manis’ tersebut. Terlebih lagi, di zaman globalisasi
sekarang ini, kemandirian finansial nampaknya menjadi salah satu obsesi banyak wanita
di kota besar. Sukses berkarir sekaligus sukses mengurus rumah tangga menjadi idealisme
para wanita, kendatipun untuk menjalankan fungsi ganda ini , bukan merupakan
hal yang mudah untuk dilaksanakan.
Peran Ganda wanita
Tidak bisa dielakkan, bahwa wanita mempunyai dua peran yang
harus dijalani secara bersamaan yakni: sebagai ibu rumah tangga (peran domestik)
, sekaligus juga sebagai wanita karir (peran publik). Peran domestik sebagai
seorang wanita yang berkeluarga teraplikasi di internal keluarga sebagai sosok
istri atau pendamping suami dan seorang ibu yang melakukan peran untuk
tugas-tugas tak tergantikan sebagai seorang perempuan yakni terkait fungsi
reproduksi; dari mulai mengandung, melahirkan, hingga menyusui. Selain itu,
tugas utama seorang wanita dalam tugas domestik ini, yakni bekerja sama dengan
suami mendidik anak dan berbakti kepada suaminya.
Amanah untuk mendidik generasi yang sholeh dan sholehah bagi wanita
adalah merupakan tugas utama yang tidak diperselisihkan lagi. Wanita memang
disiapkan oleh Sang Pencipta untuk tugas itu, baik secara fisik maupun mental,
dan tugas yang agung ini hendaknya tidak dilupakan atau diabaikan oleh faktor
material dan kultural apapun. Sebab, tidak ada seorang pun yang dapat
menggantikan peran kaum wanita dalam tugas besarnya ini, yang padanyalah
bergantungnya masa depan umat, dan dengannya pula terwujud kekayaan sumber daya
manusia.
Sedangkan dalam peran publik, sosok wanita karir atau wanita
pekerja adalah keaktifannya dalam bidang-bidang sosial dalam rangka tugas ‘amar
ma’ruf nahi munkar di berbagai bidang kehidupan. Sebuah batasan penting yang
hendaknya dipertimbangkan, bahwa peran publik bagi seorang wanita yang beraktifitas
di dunia profesional adalah dalam rangka untuk membantu Suami dalam mencari
nafkah keluarga, juga ambil bagian dari agenda-agenda perubahan umat. Dan
konsep peran publik seorang wanita ini tidaklah sama dengan konsep women liberation atau gerakan-gerakan
feminis yang bermunculan di Barat yang menuntut persamaan dalam segala
hal dengan kaum lelaki, yang mengarah terjadinya keruntuhan institusi keluarga
akibat terbengkalainya semua urusan-urusan rumah tangga karena kelalaian
seorang istri yang tidak mampu berperan sebagaimana mestinya.
Peran ganda wanita menuntut keikutsertaannya dalam proses
pengambilan keputusan, tidak hanya di sektor domestik saja tetapi juga masuk ke
ranah publik. Wanita bahkan merasa butuh diyakinkan bahwa mereka sanggup
menjalankan berbagai profesinya di luar rumah sekaligus menjadi ibu rumah
tangga yang baik. Dengan berkiprah diberbagai lapangan kehidupan tersebut, tentunya
merupakan kesempatan bagi kaum wanita untuk mengambil peran sosialnya lebih
luas , mulai dari aktifitas dalam lingkup terkecil, misalnya di lingkungan RT hingga
lingkup kerja professional sepanjang diperbolehkan menurut syar’i.
Menurut Dr. Yusuf Qardhawi dalam bukunya Fatwa-fatwa
Kontemporer, disebutkan bahwa ada beberapa syarat yang mendasari seorang wanita
diperbolehkan bekerja: Pertama, hendaklah
pekerjaan yang dilakukan sesuai tuntunan syariah. Kedua, memenuhi adab wanita muslimah ketika keluar rumah, dalam
berpakaian, berjalan, berbicara, dan melakukan gerak-gerik. Ketiga, janganlah pekerjaan atau tugasnya itu
mengabaikan kewajiban-kewajiban lain yang tidak boleh diabaikan, seperti
kewajiban terhadap suaminya atau anak-anaknya yang merupakan kewajiban pertama
dan tugas utamanya.
Nampaknya persoalan “Karir”
, berdasarkan survey yang dilakukan oleh MarkPlus Insight pertengahan tahun
2010 yang lalu menempati 10 besar kekhawatiran wanita dalam kehidupannya,
khususnya bagi wanita bekerja. Hal ini diungkapkan oleh sekitar 7,7 persen dari
1.301 wanita. Kecemasan apabila tidak sukses dalam karir cukup
membayang-bayangi mereka. Lebih jauh terungkap , sebanyak 16,9 persen dari 220 wanita
yang disurvey mengaku bahwa berhasil di sektor publik adalah segalanya bagi
mereka. Hal ini menunjukkan adanya indikasi bahwa karir telah menjadi salah
satu tolok ukur kesuksesan bagi wanita di Indonesia. Kemudian bagaimana dengan keseimbangan
karir dan rumah tangga?
Memang sulit meraih keduanya, tapi bukan tidak mungkin sebagian
wanita dapat meraihnya. Kita melihat zaman sekarang banyak sekali wanita yang
mengejar karirnya. Mereka memprioritaskan karir yang menjadi impian mereka,
tetapi di sisi yang lain, mereka melupakan tugas utamanya untuk keluarga,
suami, anak dan pekerjaan rumah tangga. Kemudian, ironisnya mereka menganggap
telah sukses. Apakah benar mereka telah sukses? Sebenarnya apa yang disebut
dengan kesuksesan?
Ukuran Kesuksesan
Mendefinisikan kesuksesan bagi kaum wanita masa kini
khususnya yang sudah menikah, tidaklah mudah. Namun demikian, paling tidak
emansipasi bagi wanita tidak lagi dimaknai sebagai ‘keinginan wanita untuk
sederajat dengan laki-laki’, tetapi lebih mengarah kepada kebebasan untuk
memilih jalan hidup. Oleh sebab itu, maka wanita juga harus bertanggungjawab
atas pilihannya tersebut.
Kesuksesan adalah merupakan sesuatu hal yang sangat
diinginkan oleh semua orang, termasuk wanita, tidak hanya sukses dalam
pekerjaannya tetapi juga sukses dalam berumah tangga; sukses dunia juga sukses
akhiratnya. Dan biasanya kesuksesan beriringan dengan kebahagiaan, akan tetapi
tidak setiap orang yang meraih kesuksesan pasti merasa bahagia. Oleh karena
itu, tolok ukur kesuksesan bagi wanita masa kini adalah apabila keberhasilan
membangun karir dibarengi dengan kesuksesan mengelola rumah tangganya.
Bagaimana Meraih Sukses
Untuk meraih sukses sebagai wanita karir dan rumahtangga,
setidaknya ada beberapa hal yang hendaknya diperhatikan dan dilakukan dengan
sebaik-baiknya antara lain:
a)
Kesadaran diri.
Pentingnya menyadari bahwa seberapa pun hebatnya seorang wanita dalam karier,
tetaplah sebagai seorang wanita dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki.
Sehingga sebaiknya jangan mengandalkan kesuksesan tersebut ibarat ‘super women’
yang selalu bisa mengerjakan tugas-tugasnya sendirian tanpa adanya bantuan dari
orang lain. Janganlah ragu untuk berbagi atau mendelegasikan tugas dengan rekan
kerja atau dengan suami dan anak-anak di rumah untuk meminta bantuan dalam
mengerjakan sesuatu, karena kita sebagai
makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri.
b)
Menjaga
keseimbangan peran. Untuk menjaga keseimbangan perannya, seorang wanita hendaknya
mampu mengelola waktu dan mengatur kegiatannya dengan baik. Kedua peran ini
tentu bukan untuk dipilih salah satunya saja, namun kedua peran ini harus
dijalani dengan baik sehingga keberadaannya mampu memberikan kontribusi positip
, bagi keluaga maupun pekerjaannya. Selain itu diperlukan juga kerja sama yang
baik suami-istri. Ketika seorang wanita melakukan aktifitas publiknya,
maka sebaiknya memperoleh ijin dari Suami dan memastikan bahwa semua urusan
rumah tangga telah tuntas.
c)
Mengatur jadwal
dan membuat prioritas kegiatan. Pengaturan jadwal serta prioritas kegiatan sangat
penting, misalnya date line untuk setiap pekerjaan berdasarkan urgensi dan prioritas,
kapan waktunya pekerjaan harus selesai ,
kapan waktunya beristirahat dan bersantai , maka sebaiknya beristirahat
dan biarkan pekerjaan tersebut dilanjutkan esok hari. Dengan demikian hidup
anda akan lebih teratur dan kinerja menjadi lebih produktif. Demikian pula diperlukan
pengaturan , bahkan ketegasan dalam menerima atau menolak peran sosial, mengingat
bahwa beban tugas rumah tangga serta beban kerja sudah cukup tinggi.
d)
Focus dan
sungguh-sungguh. Ada ungkapan Arab
yang terkenal di kalangan pesantren , “Man
Jadda Wajada” yang artinya siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan
berhasil. Demikian pula dalam melaksanakan pekerjaan agar diupayakan focus,
serta sungguh-sungguh sehingga hasilnya akan lebih baik.
e)
Profesional.
Sebaiknya berupaya semaksimal mungkin agar tidak mencampurkan segala urusan
yang bukan pada tempatnya, jangan melibatkan segala urusan pekerjaan dengan
urusan rumahtangga, demikian pula sebaliknya.
f)
Berbuatlah yang Baik.
Kerjakan dan berbuatlah yang baik dalam semua hal kapan pun dan dimana pun kita
berada. Tepatilah Janji Anda, karena janji yang anda ucapkan itu akan menjadi
ukuran sampai dimana keluhuran budi seseorang. Jangan pernah memelihara
penyakit hati seperti iri, dengki atas apa yang telah dicapai orang lain karena
hanya akan membuat kita terpuruk. Bahkan seharusnya keberhasilan orang lain
dapat menjadi motivasi agar dapat berusaha lebih baik lagi sehingga bisa
berhasil seperti orang tersebut. Biasakan untuk selalu berbagi dan gemar menolong
kepada sesama baik itu materi maupun sekedar memberi motivasi kepada orang yang
sedang kesusahan, tunjukkan selalu sikap empati kepada sesama.
g)
Hindari gossip.
Hindarilah gossip sedapat mungkin, karena gossip akan merusak hubungan Anda ,
teman maupun tetangga, bahkan bisa membuat suasana jadi tidak harmonis.
h)
Ikhlas dan
bersyukur. Bekerja adalah ibadah, demikian pula menjadi ibu yang baik. Berupaya
untuk selalu ikhlas dan menerima dengan lapang dada kondisi apapun yang sedang
kita hadapi, bersyukur atas segala nikmat Tuhan yang telah dikaruniakan kepada
kita dan berserah diri kepada Sang Khalik agar Tuhan menambah nikmatnya kepada
kita.
Demikianlah, bahwa sukses hidup seseorang wanita yang sudah
berkeluarga dan berkiprah dalam ranah publik, sangat mungkin diwujudkan oleh setiap
wanita yang bekerja sepanjang mereka bersungguh-sungguh dalam berikhtiar serta
mendapatkan dukungan yang positip dari lingkungan atau keluarganya. Oleh karena
itu, sebagai seorang wanita yang sukses diharapkan menjadi lentera-lentera
benderang yang menerangi keluarga, lingkungannya dan menebarkan kebaikan
dimanapun mereka berada. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:”Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain.”
Kendatipun tidak mudah, akan tetapi jika ada semangat,
kesungguhan dan kecerdasan dalam menyikapi setiap permasalahan yang dihadapi.
Anda bisa menjadi wanita yang sukses dalam karir dan juga sukses di berbagai aspek
kehidupan bersama-sama keluarga tentunya . Semoga..!
Wallahu a'lam bishawab.
***
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf Qardhawi , Fatwa-Fatwa Kontemporer,
Jakarta :Gema Insani Press.
silaturahmi sob...
BalasHapusSalam
BalasHapushttps://pacupi.blogspot.com/