Minggu, 08 Januari 2012

Sayang..., Waktuku Berlalu





Tahun Baru, Orang Yang Tidak Merugi
Posting by : Kuspriyanto

Allah Swt berfirman :

وَالْعَصْرِ -١-
إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ -٢-
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ -٣
-

Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.
Dua nikmat yang sering dan disia-siakan oleh banyak orang :Kesehatan dan kesempatan (Diriwayatkan bukhari melalui Ibn Abbas ra)

BULAN demi bulan telah berlalu dan tanpa terasa kita telah berada di awal tahun 2012. Hiruk pikuk suara terompet dan bunyi-bunyian lainnya mewarnai pergantian tahun. Hal ini berarti pada detik itu, mengawali berkurangnya ‘kontrak’ waktu hidup kita di dunia dan mengingatkan semakin dekatnya ajal kita.

Maka perlu menjadi bahan renungan kita, apabila kita bermaksud akan menyelenggarakan acara bersenang-senang dengan berfoya-foya dalam menyambut tahun baru.

Secara umum, sebenarnya manusia diingatkan bahwa posisinya akan merugi lahir atau bathin, dunia atau akhirat secara relatif kecuali :

Pertama, yaitu beriman kepada Allah. Dan keimanan ini tidak akan terwujud tanpa ilmu, karena keimanan merupakan cabang dari ilmu dan keimanan tersebut tidak akan sempurna jika tanpa ilmu. Seorang muslim wajib (fardhu ‘ain) untuk mempelajari setiap ilmu yang dibutuhkan oleh seorang mukallaf dalam berbagai permasalahan agamanya, seperti prinsip keimanan dan syari’at-syari’at Islam, ilmu tentang hal-hal yang wajib dia jauhi berupa hal-hal yang diharamkan, apa yang dia butuhkan dalam mu’amalah, dan lain sebagainya.

Kedua , mengamalkan ilmu. seorang hendaklah berniat bersungguh-sungguh untuk mengamalkan ilmu tersebut. Maksudnya, seseorang agar berupaya maksimal mengubah ilmu yang telah dipelajarinya tersebut menjadi suatu perilaku yang nyata dan tercermin dalam pemikiran dan amalnya.

Menurut Dr Qurays Shihab amal manusia yang beragam tadi berasal dari 4 daya yang dimiliki : Daya tubuh (kemampuan teknis), daya akal (kemampuan untuk mengeembangkan iptek), daya qalbu (beriman, estetika, spiritual), daya hidup (mampu beradaptasi)

Ketiga, berdakwah / saling memberi wasiat. Saling member wasiat /berdakwah, mengajak manusia kepada Allah ta’ala, adalah tugas para Rasul dan merupakan jalan orang- orang yang mengikuti jejak mereka dengan baik.

Tentunya kita punya kewajiban bukan hanya mengembangkan sifat insaniyah kita, tetapi juga kewajiban untuk mengembangkan masyarakat yang memiliki sifat kemanusiaan, yaitu saling memberi wasiat, bukan hanya subyek, tetapi sekaligus objek. Kita bukan saja yang menerima wasiat, tetap juga yang diberi wasiat yaitu Al-Haq dan Ash-Shabr. Suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan . Jadi orang tidak dikatakan beriman kalau tidak beramal saleh dan tidak dikatakan membela kebenaran kalau tidak tabah dalam membela kebenaran itu.

Memang seluruh waktu sebenarnya sama jumlahnya 24 jam. Lalu apa yang menyebabkan satu waktu mempunyai nilai lebih tinggi dari waktu yang lain? Hal itu karena adanya peristiwa yang berkaitan dengan waktu itu. Bahkan kita berlama –lama kembali ke tempat dan waktu tertentu hanya sekedar mengenang kembali peristiwa masa lalu, karena tempat atau waktu itu punya makna yang tersendiri buat kita. Atau sebaliknya, orang akan menyesal ‘seumur-umur’ ketika tiba-tiba mengingat waktu kejadian tempo dulu. Kemudian ia pun berguman dalam hati :

Sang Waktu, mengapa kau kubiarkan berlalu

Tanpa sebuah arti

Tanpa kesan apapun

Ketika kutersadar … kau telah meninggalkan aku jauh

Kini hanya tertinggal sebuah penyesalan

Sebuah kerugian yang kuperbuat sendiri

Sang Waktu

Aku masih berharap dapat bersamamu

Meniti sisa-sisa kehidupan ini

Meraih asa , merajut harapan masa depan.


Wallahu a'lam bi shawab