Selasa, 05 Juni 2012

SUKSES KARIR DAN RUMAH TANGGA BAGI WANITA?


Mungkinkah : 
Meraih Sukses Karir dan Rumah Tangga bagi Wanita?
Oleh : Nety Herawati

SEMUA orang tentu menginginkan meraih sukses dalam hidupnya, tidak terkecuali wanita. Sungguh merupakan hal yang sangat diidam-idamkan menjadi wanita yang sukses dalam karir dan rumah tangga. Tidak ada seorang pun yang menolak jika disuguhkan pilihan ‘manis’ tersebut. Terlebih lagi, di zaman globalisasi sekarang ini, kemandirian finansial nampaknya menjadi salah satu obsesi banyak wanita di kota besar. Sukses berkarir sekaligus sukses mengurus rumah tangga menjadi idealisme para wanita, kendatipun untuk menjalankan fungsi ganda ini , bukan merupakan hal yang  mudah untuk dilaksanakan.
Peran Ganda wanita
Tidak bisa dielakkan, bahwa wanita mempunyai dua peran yang harus dijalani secara bersamaan yakni: sebagai ibu rumah tangga (peran domestik) , sekaligus juga sebagai wanita karir (peran publik). Peran domestik sebagai seorang wanita yang berkeluarga teraplikasi di internal keluarga sebagai sosok istri atau pendamping suami dan seorang ibu yang melakukan peran untuk tugas-tugas tak tergantikan sebagai seorang perempuan yakni terkait fungsi reproduksi; dari mulai mengandung, melahirkan, hingga menyusui. Selain itu, tugas utama seorang wanita dalam tugas domestik ini, yakni bekerja sama dengan suami mendidik anak dan berbakti kepada suaminya.
Amanah untuk mendidik generasi yang sholeh dan sholehah bagi wanita adalah merupakan tugas utama yang tidak diperselisihkan lagi. Wanita memang disiapkan oleh Sang Pencipta untuk tugas itu, baik secara fisik maupun mental, dan tugas yang agung ini hendaknya tidak dilupakan atau diabaikan oleh faktor material dan kultural apapun. Sebab, tidak ada seorang pun yang dapat menggantikan peran kaum wanita dalam tugas besarnya ini, yang padanyalah bergantungnya masa depan umat, dan dengannya pula terwujud kekayaan sumber daya manusia.
Sedangkan dalam peran publik, sosok wanita karir atau wanita pekerja adalah keaktifannya dalam bidang-bidang sosial dalam rangka tugas ‘amar ma’ruf nahi munkar di berbagai bidang kehidupan. Sebuah batasan penting yang hendaknya dipertimbangkan, bahwa peran publik bagi seorang wanita yang beraktifitas di dunia profesional adalah dalam rangka untuk membantu Suami dalam mencari nafkah keluarga, juga ambil bagian dari agenda-agenda perubahan umat. Dan konsep peran publik seorang wanita ini tidaklah sama dengan konsep women liberation atau gerakan-gerakan feminis yang bermunculan di Barat yang menuntut persamaan dalam segala hal dengan kaum lelaki, yang mengarah terjadinya keruntuhan institusi keluarga akibat terbengkalainya semua urusan-urusan rumah tangga karena kelalaian seorang istri yang tidak mampu berperan sebagaimana mestinya.
Peran ganda wanita menuntut keikutsertaannya dalam proses pengambilan keputusan, tidak hanya di sektor domestik saja tetapi juga masuk ke ranah publik. Wanita bahkan merasa butuh diyakinkan bahwa mereka sanggup menjalankan berbagai profesinya di luar rumah sekaligus menjadi ibu rumah tangga yang baik. Dengan berkiprah diberbagai lapangan kehidupan tersebut, tentunya merupakan kesempatan bagi kaum wanita untuk mengambil peran sosialnya lebih luas , mulai dari aktifitas dalam lingkup terkecil, misalnya di lingkungan RT hingga lingkup kerja professional sepanjang diperbolehkan menurut syar’i.
Menurut Dr. Yusuf Qardhawi dalam bukunya Fatwa-fatwa Kontemporer, disebutkan bahwa ada beberapa syarat yang mendasari seorang wanita diperbolehkan bekerja: Pertama, hendaklah pekerjaan yang dilakukan sesuai tuntunan syariah. Kedua, memenuhi adab wanita muslimah ketika keluar rumah, dalam berpakaian, berjalan, berbicara, dan melakukan gerak-gerik. Ketiga,  janganlah pekerjaan atau tugasnya itu mengabaikan kewajiban-kewajiban lain yang tidak boleh diabaikan, seperti kewajiban terhadap suaminya atau anak-anaknya yang merupakan kewajiban pertama dan tugas utamanya.
Nampaknya persoalan “Karir” , berdasarkan survey yang dilakukan oleh MarkPlus Insight pertengahan tahun 2010 yang lalu menempati 10 besar kekhawatiran wanita dalam kehidupannya, khususnya bagi wanita bekerja. Hal ini diungkapkan oleh sekitar 7,7 persen dari 1.301 wanita. Kecemasan apabila tidak sukses dalam karir cukup membayang-bayangi mereka. Lebih jauh terungkap , sebanyak 16,9 persen dari 220 wanita yang disurvey mengaku bahwa berhasil di sektor publik adalah segalanya bagi mereka. Hal ini menunjukkan adanya indikasi bahwa karir telah menjadi salah satu tolok ukur kesuksesan bagi wanita di Indonesia. Kemudian bagaimana dengan keseimbangan karir dan rumah tangga?
Memang sulit meraih keduanya, tapi bukan tidak mungkin sebagian wanita dapat meraihnya. Kita melihat zaman sekarang banyak sekali wanita yang mengejar karirnya. Mereka memprioritaskan karir yang menjadi impian mereka, tetapi di sisi yang lain, mereka melupakan tugas utamanya untuk keluarga, suami, anak dan pekerjaan rumah tangga. Kemudian, ironisnya mereka menganggap telah sukses. Apakah benar mereka telah sukses? Sebenarnya apa yang disebut dengan kesuksesan?
Ukuran Kesuksesan
Mendefinisikan kesuksesan bagi kaum wanita masa kini khususnya yang sudah menikah, tidaklah mudah. Namun demikian, paling tidak emansipasi bagi wanita tidak lagi dimaknai sebagai ‘keinginan wanita untuk sederajat dengan laki-laki’, tetapi lebih mengarah kepada kebebasan untuk memilih jalan hidup. Oleh sebab itu, maka wanita juga harus bertanggungjawab atas pilihannya tersebut.
Kesuksesan adalah merupakan sesuatu hal yang sangat diinginkan oleh semua orang, termasuk wanita, tidak hanya sukses dalam pekerjaannya tetapi juga sukses dalam berumah tangga; sukses dunia juga sukses akhiratnya. Dan biasanya kesuksesan beriringan dengan kebahagiaan, akan tetapi tidak setiap orang yang meraih kesuksesan pasti merasa bahagia. Oleh karena itu, tolok ukur kesuksesan bagi wanita masa kini adalah apabila keberhasilan membangun karir dibarengi dengan kesuksesan mengelola rumah tangganya.
Bagaimana Meraih Sukses
Untuk meraih sukses sebagai wanita karir dan rumahtangga, setidaknya ada beberapa hal yang hendaknya diperhatikan dan dilakukan dengan sebaik-baiknya antara lain:
a)         Kesadaran diri. Pentingnya menyadari bahwa seberapa pun hebatnya seorang wanita dalam karier, tetaplah sebagai seorang wanita dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki. Sehingga sebaiknya jangan mengandalkan kesuksesan tersebut ibarat ‘super women’ yang selalu bisa mengerjakan tugas-tugasnya sendirian tanpa adanya bantuan dari orang lain. Janganlah ragu untuk berbagi atau mendelegasikan tugas dengan rekan kerja atau dengan suami dan anak-anak di rumah untuk meminta bantuan dalam mengerjakan sesuatu, karena kita  sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri.
b)         Menjaga keseimbangan peran. Untuk menjaga keseimbangan perannya, seorang wanita hendaknya mampu mengelola waktu dan mengatur kegiatannya dengan baik. Kedua peran ini tentu bukan untuk dipilih salah satunya saja, namun kedua peran ini harus dijalani dengan baik sehingga keberadaannya mampu memberikan kontribusi positip , bagi keluaga maupun pekerjaannya. Selain itu diperlukan juga kerja sama yang baik suami-istri. Ketika seorang wanita melakukan aktifitas publiknya, maka sebaiknya memperoleh ijin dari Suami dan memastikan bahwa semua urusan rumah tangga telah tuntas.
c)         Mengatur jadwal dan membuat prioritas kegiatan. Pengaturan jadwal serta prioritas kegiatan sangat penting, misalnya  date line untuk setiap pekerjaan berdasarkan urgensi dan prioritas,  kapan waktunya pekerjaan harus selesai , kapan waktunya beristirahat dan bersantai , maka sebaiknya beristirahat dan biarkan pekerjaan tersebut dilanjutkan esok hari. Dengan demikian hidup anda akan lebih teratur dan kinerja menjadi lebih produktif. Demikian pula diperlukan pengaturan , bahkan ketegasan dalam menerima atau menolak peran sosial, mengingat bahwa beban tugas rumah tangga serta beban kerja sudah cukup tinggi.
d)        Focus dan sungguh-sungguh.  Ada ungkapan Arab yang terkenal di kalangan pesantren , “Man Jadda Wajada” yang artinya siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Demikian pula dalam melaksanakan pekerjaan agar diupayakan focus, serta sungguh-sungguh sehingga hasilnya akan lebih baik.
e)         Profesional. Sebaiknya berupaya semaksimal mungkin agar tidak mencampurkan segala urusan yang bukan pada tempatnya, jangan melibatkan segala urusan pekerjaan dengan urusan rumahtangga, demikian pula sebaliknya.
f)          Berbuatlah yang Baik. Kerjakan dan berbuatlah yang baik dalam semua hal kapan pun dan dimana pun kita berada. Tepatilah Janji Anda, karena janji yang anda ucapkan itu akan menjadi ukuran sampai dimana keluhuran budi seseorang. Jangan pernah memelihara penyakit hati seperti iri, dengki atas apa yang telah dicapai orang lain karena hanya akan membuat kita terpuruk. Bahkan seharusnya keberhasilan orang lain dapat menjadi motivasi agar dapat berusaha lebih baik lagi sehingga bisa berhasil seperti orang tersebut. Biasakan untuk selalu berbagi dan gemar menolong kepada sesama baik itu materi maupun sekedar memberi motivasi kepada orang yang sedang kesusahan, tunjukkan selalu sikap empati kepada sesama.
g)         Hindari gossip. Hindarilah gossip sedapat mungkin, karena gossip akan merusak hubungan Anda , teman maupun tetangga, bahkan bisa membuat suasana jadi tidak harmonis.
h)         Ikhlas dan bersyukur. Bekerja adalah ibadah, demikian pula menjadi ibu yang baik. Berupaya untuk selalu ikhlas dan menerima dengan lapang dada kondisi apapun yang sedang kita hadapi, bersyukur atas segala nikmat Tuhan yang telah dikaruniakan kepada kita dan berserah diri kepada Sang Khalik agar Tuhan menambah nikmatnya kepada kita.

Demikianlah, bahwa sukses hidup seseorang wanita yang sudah berkeluarga dan berkiprah dalam ranah publik, sangat mungkin diwujudkan oleh setiap wanita yang bekerja sepanjang mereka bersungguh-sungguh dalam berikhtiar serta mendapatkan dukungan yang positip dari lingkungan atau keluarganya. Oleh karena itu, sebagai seorang wanita yang sukses diharapkan menjadi lentera-lentera benderang yang menerangi keluarga, lingkungannya dan menebarkan kebaikan dimanapun mereka berada. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:”Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain.”


Kendatipun tidak mudah, akan tetapi jika ada semangat, kesungguhan dan kecerdasan dalam menyikapi setiap permasalahan yang dihadapi. Anda bisa menjadi wanita yang sukses dalam karir dan juga sukses di berbagai aspek kehidupan bersama-sama keluarga tentunya . Semoga..! 

Wallahu a'lam bishawab.

***
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf Qardhawi , Fatwa-Fatwa Kontemporer, Jakarta :Gema Insani Press.