Kamis, 18 November 2010

Mengelola Daging Qurban

Sepenggal Pengalamanku Membagikan Daging Qurban Kepada Duafa
Posting by: A.Kuspriyanto

SEBENARNYA tidak ada yang istimewa untuk diceritakan kepada orang lain tentang pengalamanku ini. Karena rata-rata hampir setiap kampung atau tempat dimana sebagian besar komunitas Muslim berada, ketika yaumul nahr (hari raya Qurban) mereka melaksanakan ibadah qurban. Ada yang hanya sekedar menyaksikan penyembelihan hewan qurban, ada yang membantu menyiapkan peralatan, menyiapkan tempat atau bahkan terlibat secara aktif dalam kepanitiaan ibadah Qurban.

Dari sekian banyak pengalaman yang pernah kualami dengan teman-teman sebagai orang yang diberikan amanah untuk mengelola ibadah Qurban, nampaknya ada satu permasalahan yang sering menjadi agenda musyawarah setiap jelang musim qurban tiba dan bisa jadi “topic hangat” dari tahun ke tahun, yaitu bagaimana mendistribusikan langsung daging qurban kepada para Duafa yang hadir di lokasi pemotongan, agar mereka mendapatkan bagiannya secara merata dan tertib. Sementara jumlah daging qurban yang akan dibagikan jumlahnya sangat terbatas.

Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah pembagian daging langsung kepada para duafa selalu tidak mencukupi, disamping itu juga relatif kurang tertib karena sering diwarnai mereka yang desak-desakan yang mengantri karena berupaya memperoleh jatah kupon yang sangat terbatas. Terpaksa setelah kupon habis, barulah mereka meninggalkan lokasi pemotongan hewan qurban. Itupun tidak serta merta memutus harapan tidak ada yang hadir lagi ke tempat pemotongan qurban, untuk meminta kupon dari Panitia guna ditukar dengan jatah sebungkus daging qurban yang jumlahnya tidak lebih dari 1 kg. Disinilah sebenarnya yang sering membuat ‘tidak sampai hati’ melihat bagaimana saudara-saudara kita para duafa yang demikian banyak terpaksa harus antri berdesak-desakan, apalagi ada yang tidak kebagian jatah daging qurban karena memang nggak ada lagi daging qurban yang bisa dibagikan.

Sebagai ilustrasi sederhana, di tempatku pada qurban tahun ini (yang dikelola Takmir Masjid untuk lingkup RW dengan populasi KK Muslim kurang lebih 160 KK) ada 6 ekor sapi dan 15 ekor kambing qurban. Dari jumlah tersebut kami jadikan 950 bagian untuk distribusikan kepada warga muslim , keluarganya dan panitia sejumlah 320 bagian sedangkan sisanya 630 bagian dibagikan kepada : duafa kurang lebih sejumlah 400 bagian (bungkus), 5 Pondok Pesantren dan warga masyarakat miskin di luar lingkungan sejumlah 220 bagian.
Yang khusus dari sepenggal pengalaman ini, sebenarnya bukan pada jumlah daging qurban yang dibagikan di atas, akan tetapi pada teknik pembagian daging qurban.

Sekitar dua tahun terakhir, panitia melakukan perubahan sistim pengelolaan daging qurban ternyata dapat berjalan lancar dan tertib, dengan beberapa tahapan sebagai berikut:

Pertama, melakukan pendataan jumlah orang yang akan kita berikan daging qurban;
Kedua, melakukan klasifikasi pembagian daging, misalnya ; warga , panitia, permintaan dari Pontren dan lingkungan, serta para duafa yang biasanya hadir meminta langsung di lokasi qorban.
Ketiga, melakukan pemontoan daging qurban (dibagi) sesuai klasifikasinya. Pada tahapan ini yang secara khusus berbeda dari tahun sebelumnya yakni melakukan pemontoan daging dalam dua tahap; pemontoan pertama, menyiapkan daging qurban untuk khusus para duafa, permintaan Pontren sekitar dan lingkungan . Kedua pemontoan daging khusus untuk warga. Dimana pada tahap pertama pemontoan daging bagi para duafa tadi didahulukan, misalnya sapi 4 dan kambing 10 dipotong dan dijadikan untuk 400 bagian. Setelah selesai baru dilakukan pemontoan kedua, sapi 2 dan kambing 5 dipotong-potong dijadikan 220 bagian. Ukuran seberapa banyak bagian yang harus diberikan kepada masing-masing orang berdasarkan klasifikasinya tersebut tergantung dengan stok daging yang ada. Jumlah masing-masing bisa sama atau bisa pula berbeda.

Khusus jatah para duafa, memang jumlahnya diperbanyak agar mencukupi, kendatipun ukuran jatah perorang sedikit lebih kecil dari jatah warga. Bagi para duafa yang hadir di tempat pemotongan qurban tersebut, yang penting diusahakan dapat diberikan jatah daging, kendatipun tidak sama ddengan jatah warga setempat.
Keempat, Setelah pemontoan daging qurban tahap I dan II telah selesai semuanya, barulah siap dibagikan kepada masing-masing orang berdasarkan klasifikasi di atas, termasuk kepada para duafa.

Dibutuhkan Penanganan Khusus
Pembagian daging qurban kepada para duafa yang biasanya hadir meminta langsung di lokasi qorban, agar tertibnya dilakukan penanganan khusus. Di tempatku ditangani kepanitiaan dibawah seksi duafa. Kerja seksi ini diawali dengan menyiapkan kupon untuk para duafa, kemudian membagikan kupon kepada para duafa, dengan ketentuan mereka menunjukkan KTP Asli, dan mengantri , masing-masing duafa diberikan 1 kupon. Pemberian kupon dilaksanakan sekitar pukul 9 pagi, sedangkan penukaran kupon dengan jatah daging qurban dilaksanakan setelah semua daging qurban siap didistribusikan. Selanjutnya tinggal seksi keamanan membantu mem-backup pelaksanaan pembagian hingga selesai. Sekarang beres, laris manis tanjung kimpul, siapa yang manis bisa ngumpul dong.!

Wallahu a’lam bi shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar