Selasa, 06 September 2011

Puasa Enam Hari Bulan Syawwal


Meraih Pahala Puasa Sunnat Bulan Syawwal
Posting by : Mas Kus

Abu Ayub Al-Anshari r.a telah menceritakan hadist bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda:”Man shooma romadhoona tsumma atba’ahu sittan min syawwaalin faka-annamaa shooma dahra- Barang siapa yang puasa bulan Ramadhan kemudian mengiringinya dengan (puasa) enam hari dari bulan Syawwal, maka seakan-akan ia puasa satu tahun.” (Riwayat Khamsah kecuali Bukhari)

Pahala puasa Ramadhan yang dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawwal menyamai pahala puasa satu tahun penuh, dikatakan demikian karena setiap hari sama pahalanya dengan sepuluh hari , Allah Swt berfirman : Man jaa-a bil hasanati falahuu ‘asyru amtsaalihaa - Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya. (Surat Al An’am : 160)
Dengan demikian kalau kita berpuasa 1 bulan Ramadhan pahalanya sama dengan berpuasa 10 bulan, sedangkan puasa 6 hari di bulan syawwal pahalanya sama dengan puasa 60 hari atau 2 bulan, sehingga secara keseluruhan pahalanya sama dengan berpuasa 12 bulan atau satu tahun penuh.

Kemudian dalam pelaksanaan puasa sunnat ini, dalam riwayat Imam Nasa’I disebutkan bahwa seandainya seseorang memisah-misahkan yang enam hari tersebut, atau ia kerjakan pada pertengahan terakhir bulan Syawwal, hal itu dianggap cukup, tetapi yang lebih utama ialah hendaknya enam hari syawwal dilakukan secara berturut-turut, dan sehabis hari raya idhul fitri.

Membiasakan puasa Syawal memiliki beberapa manfaat :
1. Puasa enam hari di bulan Syawal setelah Ramadhan, merupakan pelengkap dan penyempurna pahala dari puasa setahun penuh;
2. Bahwa jiwa manusia sesudah menunaikan puasa ramadhan lebih cenderung kepada makanan dan apa-apa yang diinginkannya. Kemudian apabila ia kembali berpuasa dengan perintah Allah Swt, maka hal itu akan terasa berat, karena itu pahalanya pun besar;
3. Membiasakan puasa sunnat 6 hari di bulan Syawwal merupakan serangkaian upaya mendekatkan diri kepada Allah Swt yang tidak terputus dengan berlalunya bulan yang penuh rahmat, maghfirah (bulan Ramadhan).

Barangkali dapat diambil hikmah sebuah nasihat ketika ada seorang Ulama’ salaf yang ditanya tentang kaum yang bersungguh-sungguh dalam ibadahnya di bulan Ramadhan tetapi jika Ramadhan berlalu mereka tidak bersungguh-sungguh lagi. Kata beliau ,”Seburuk-buruk kaum adalah yang tidak mengenal Allah secara benar kecuali di bulan Ramadhan saja, padahal orang yang shalih adalah yang beribadah dengan sungguh-sungguh di sepanjang tahun”.

Wallahu a’lam bi shawab.
(Sumber : Mahkota Pokok2 Hadis Rasulullah Saw, dll)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar