Selasa, 03 Agustus 2010

10 Sebab Cinta Allah

Kemana Menemukan Cinta
(Bagian Ke-tujuh)

JIKA dalam Syairnya Rabi’ah al ‘adawiyyah pernah berkata bahwa ia mencinta Tuhannya dengan dua cinta; cinta hasrat dengan melupakan segala sesuatu selain-Nya dan cinta karena Dialah Pemilik cinta itu, agar ia pun bisa melihat-Nya tanpa ada hijab yang menghalangi. Jika cinta sejati itu memang benar adanya; maka cinta abadi yang tak bertendensikan duniawi, itulah cinta sejati. Ini artinya ada penyebab yang mengantarkan kepada-Nya?

Allah SWT berfirman :
“Qul inkuntum tuhibbuunallaha fattabi’uunii yuhbibkumullaahu wayaghfirlakum dzunuubakum, wallaahu ghofuururrohiim” Katakanlah “Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Ali ‘Imran:31)

Berbagai ungkapan cinta pun sering didengar tanpa ada penjelasan secara pasti penyebabnya.

Rintihan kesungguhan kata hatiku terhadapmu
Adalah cinta tanpa batas…

Aku menulis tentang cinta di hati kerinduanku
Yang tersembunyi begitu dalam, di relung kalbuku
Meski panglima perang berkuda mampu kutaklukkan
Aku tak mampu sembunyikan kata hatiku terhadapmu

Begitulah uniknya, ternyata hati itu sering merespon emosional bahkan kadang terkesan tidak begitu perkasa. Apalagi ketika didera dengan hasrat cinta yang menggelora. Tiba-tiba , bahasa Jawa “ujug-ujug”, tiada hujan-tiada angin, berubah seratus derajat. Happy , pesona yang ditaburkan seakan menyedot habis energi yang ada. Demikian sebaliknya, ketika hati terluka, seakan menyayat dikedalaman relung hati. Hiruk-pikuk cinta berubah menjadi sepi, seperti sepinya malam tanpa bintang, tanpa hiasan. Sesekali terdengar sayup-sayub alunan lagu:

Hati ini selalu sepi
Tak ada yang menghiasi
Seperti cinta ini
Yang selalu pupus

Tuhan kirimkanlah aku
Kekasih yang baik hati
Yang mencintai aku
Apa adanya

Mawar ini semakin layu
Tak ada yang memiliki
Seperti aku ini
Semakin pupus

Oleh karenanya, cinta mengandung konsekuensi yang harus dipenuhi. Pertama, bahwa dalam rangka mendapatkan perspektif dari Yang dicintai, seorang pencinta harus memenuhi keinginan dan perintah dari Yang Dicintai. Inilah ujian dalam cinta. Cinta tidak bisa dipungkiri membutuhkan pengorbanan demi yang dicintai. Di sisi lain, dituntut pula untuk mematuhi segala ketentuan-Nya.Tanpa mematuhi perintah, tidak akan ada persatuan cinta, sebab cinta sejati tidak sepatutnya mengandung pembangkangan terhadap sang Kekasih. Atau dalam bahasa Sufi, tanpa (mematuhi) syariat, tidak akan muncul hakikat (cinta).

Kedua
, secara batin seorang pencinta tidak boleh berpaling kepada sesuatu selain sang Kekasih atau segala sesuatu yang membuat seseorang lupa kepada-Nya.

Berikut ini, ada beberapa sebab yang mengantarkan orang menuju cinta yang hakiki, tentu jauh berbeda dengan cinta pada umumnya. Karena cinta ini merupakan ibadah hati sebagaimana ibadah-ibadah yang lain, Allah SWT berfirman:”Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu,” (QS. Al Hujurat:7)
Ibnu Qayyim mengatakan bahwa diantara sebab-sebab adanya cinta kepada Allah ada 10 perkara:

Pertama, membaca Al-Qur’an, menggali dan memahami makna-maknanya serta apa yang dikehendakinya
Kedua, mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan-amalan sunnah setelah amalan wajib.
Ketiga, terus menerus berdzikir dalam setiap keadaan
Keempat, mengutamakan kecintaan Allah diatas kecintaanmu ketika bergejolaknya nafsu,
Kelima, hati yang selalu menggali nama-nama dan sifat-sifat Allah, menyaksikan dan mengetahuinya.
Keenam, menyaksikan kebaikan-kebaikan Allah dan segala nikmat-Nya,
Ketujuh, tunduknya hati di hadapan Allah
Kedelapan, berkhalwat(menyendiri dalam bermunajat) bersama-Nya ketika Allah turun ke langit dunia.
Kesembilan, duduk bersama orang-orang yang memiliki sifat cinta dan jujur,
Kesepuluh, menjauhkan segala sebab-sebab yang akan menghalangi hati dari Allah.

Maka dengan kerendahan hati dan kepasrahan harap kita berdo’a:

Ilahi anta maqshuudi wa ridhoka mathluubi

a’tini mahabbataka wa ma’rifataka
(Tuhanku, Engkaulah yang kutuju dan ridho-Mu yang kuharapkan,
berikanlah daku kecintaan dan makrifat kepada-Mu)

Allahumma inii as aluka hubbaka wa hubba man yuhibbuka
(Ya Tuhanku, aku memohon agar Engkau karuniakan cinta kepada-Mu, dan agar aku bisa mencintai orang-orang yang mencintai-Mu)

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadualla ilaaha illa anta, Astaghfiruka wa atuubu ilaika. Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu, Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau. Aku memohon ampunan dan bertaubat kepada.Mu

Wallahu a’lam bi shawab.
(posting by : A.Kuspriyanto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar