Senin, 12 Juli 2010

Hidup Selalu Tidak Cukup?

Sebuah Nilai Kecukupan

Ibnu Abbas r.a menceritakan sebuah hadist, bahwa Rasulullah Saw. Pernah bersabda; “Seandainya anak Adam memiliki dua buah lembah berupa harta benda, niscaya ia masih mencari yang ketiganya, tiada yang dapat memenuhi perut anak adam kecuali tanah, dan Allah akan mengampuni orang yang bertobat (kepada-Nya)” (HR. Syaikhain dan Turmudzi)
Rasulullah Saw juga pernah bersabda:”Seandainya anak Adam diberi sebuah lembah yang penuh dengan emas, niscaya ia masih menginginkan yang kedua. Seandainya dia diberi dua buah lembah, niscaya dia menginginkan yang ketiga. Tidak ada yang dapat memenuhi perut anak Adam kecuali tanah, dan Allah mengampuni orang yang bertobat (kepada-Nya). (HR. Syaikhain dan Turmudzi)

KECUKUPAN memang relatif, tergantung pada ukuran atau kriteria apa yang digunakan seseorang dalam menentukan ukuran kecukupan itu. Bisa jadi yang gajinya sudah lumayan ditambah tunjangan profesi atau remunerasi, dihitung total Rp.12.000.000,- per bulan, dirasa masih belum cukup. Atau sebaliknya, buruh bangunan yang mendapatkan bayaran per- minggu Rp.300.000,- dirasa cukup, dari pada yang tidak bayaran. Begitu pula yang lain, sekarang punya mobil satu, ternyata masih kurang juga. Itu kan mobil tua, yang baru juga belum punya, dan seterusnya, tak akan pernah selesai. Maka apa yang diingatkan Rasulullah Saw dalam hadist di atas bahwa hanya tanah yang akan mengakhiri keinginan anak Adam, mengandung ungkapan kinayah,yang menunjukkan mati. Dengan kata lain bahwa anak Adam itu tidak pernah merasa kenyang dari dunia ini sebelum ia mati.

Kalau sekarang ini kita telah tercukupi kebutuhan pokok , rasanya sungguh bahagia dan sepantasnya disyukuri. Rumah yang baik sudah punya, pakaian yang pantas juga sudah punya, makan sehari-hari pun bergizi, apalagi yang membuat hati risau? Rasulullah Saw pernah bersabda:”Tiada hak bagi anak Adam selain dalam beberapa perkara yang berikut, yaitu: Rumah untuk tempat tinggal, pakaian untuk menutupi aurat, dan roti serta air.” (HR Turmudzi Ahmad dan Hakim)

Wallahu a'lam
(A.Kuspriyanto,Mahkota Pokok-Pokok Hadist Rasulullah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar