Senin, 05 Juli 2010

Bidadari Penuh Pesona (1)

Karakteristik Bidadari Surga

MENGAGUMKAN kecantikannya bak Bidadari. Begitulah decak kagum kita menyaksikan wanita yang cantik dan mempesona di dunia ini, yang menempatkan kecantikan wanita seperti cantiknya bidadari. Tentu sangat berbeda antara kecantikan wanita di dunia dan Bidadari di Surga. Bahkan mungkin kita tidak membayangkan bagaimana cantiknya bidadari di Surga. Kecantikan yang amat sempurna, bukan hanya cantik fisiknya, melainkan juga mulia sifat-sifatnya.

Kecantikan dan keindahan bentuk tubuh bidadari bagaikan permata. Allah SWT berfirman “Seakan-akan bidadari itu permata yaqut dan marjan.” (QS. Ar-Rahman:58) Sejalan kemajuan industri kaca atau kristal dan batu mulia yang sangat pesat, mungkin kita bisa membayangkan keindahan tubuh bidadari yang hampir mirip dengan yaqut, marjan dan sejenisnya. Sebagaimana sabda rasulullah Saw, “ Seakan-akan mereka adalah permata yakut dan marjan. Permata yakut ialah sejenis batu mulia. Seandainya engkau memasukkan ke dalamnya seutas benang, kemudian engkau sepuh permata itu, niscaya engkau akan dapat melihat benang tersebut di dalamnya.”

Demikian pula kelembutan kulitnya, Allah SWT berfirman: “Seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik.” (QS. Ash-Shaaffat:49). Konon, orang arab mengenal telur yang tersimpan dengan baik itu adalah telur burung Unta yang terpendam dalam pasir. Warnanya putih dan tidak ada yang melebihi putihnya. Tubuhnya yang transparan bercampur warna putih hingga membuat tubuhnya menjadi putih bening, indah dan cantik jelita. Orang Arab memuji wanita yang berkulit putih: “Wanita yang berkulit putih, baik hati dan tidak suka melakukan perbuatan dosa seperti kijang Mekkah yang dilarang untuk diburu. “Aisyah r.a berkata: “Kulit putih adalah setengah dari kecantikan”.

Selain dari beberapa keistimewaan di atas, ada beberapa karakteristik bidadari surga, yang membuat istimewa yang antara lain sebagai berikut:

1. Mereka suci dan disucikan. Allah SWT berfirman:”Dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci.” (Q.S. Al-Baqarah: 25). Mereka tidak memiliki sejumlah kotoran atau mengalami proses sekresi seperti halnya wanita dunia, misalnya haidh, nifas, buang air kecil atau besar, ludah, dahak, berkeringat, serta buang angin (kentut) baik yang berbunyi maupun tidak. Jabir r.a menceritakan sebuah hadist: Aku pernah mendengar Nabi Saw bersabda:” Sesungguhnya ahli surga makan dan minum di dalam surga, tetapi mereka tidak pernah meludah, tidak buang air kecil, tidak buang air besar, dan tidak pula berdahak. Mereka bertanya,”Bagaimanakah dengan makanan?” Nabi Saw menjawab,”Hanya melalui sendawa dan keringat yang wanginya seperti minyak kesturi. Mereka diberi ilham untuk bertasbih dan bertahmid sebagaimana kalian diberi ilham untuk bernafas.” (HR Muslim).


2. Diciptakan tanpa melalui proses kelahiran. Sesungguhnya Allah SWT menciptakan mereka dengan sebenar-benarnya, yakni para bidadari itu diciptakan Allah tanpa melalui proses kelahiran, melainkan dengan kun fayakun.

3. Mereka Selalu Perawan. Abkaaran, selalu dalam keadaan perawan, begitu pula wanita dunia yang yang masuk surga; yakni setiap kali suami mereka menunaikan hubungan suami-istri, maka ia menjumpai mereka selalu dalam keadaan perawan. Allah SWT berfirman :”Inna ansya’naahunna insyaa-a faja-‘alnaahunna abkaaran ‘uruuban atraaban. Li ash-habil yamiin. Yang artinya, “Sesungguhnya kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, dan kami jadikan gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya, Kami ciptakan mereka untuk golongan kanan.” (QS. Al Waqiah 35-38). Ibnu Wahb meriwayatkan dengan sanadnya dari Daraj, dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah Saw pernah ditanya:”Apakah kami akan bersetubuh di dalam surga?” Beliau menjawab:”Ya, demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya. Lalu apabila dia (seseorang) bangkit (selesai menunaiikan hasratnya), bidadari itu kembali suci dan perawan.”

4. Memiliki tubuh yang wangi dan bercahaya. Allah SWT menciptakan makhluk yang bernama bidadari ini selalu harum dan bercahaya. Dalam riwayat Bukhari, Rasulullah Saw bersabda:”Seandainya salah seorang wanita dari kalangan ahli surga menampakkan dirinya ke bumi, niscaya cahayanya akan memenuhi semua yang ada di antara keduanya dan niscaya bau wanginya akan memenuhi semua yang ada di antara keduanya. Sesungguhnya kerudungnya lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Bukhari dan Turmudzi)

5. Mereka umurnya sebaya. Atraaban, bentuk jamak dari lafaz firbun yang artinya sebaya. Dalam salah satu hadist disebutkan umur ahli surga sekitar tiga puluh tahun-an. Abu Said r.a menceritakan hadist, bahwa Nabi Saw, pernah bersabda yang artinya,”Barang siapa yang mati dan ia termasuk ahli surga sejak usia kecil atau sudah tua, maka mereka akan dikembalikan menjadi berumur tiga puluh tahun di dalam surga. Umur mereka tidak akan bertambah untuk selamanya di dalam surga, begitu pula keadaan ahli neraka.” (HR. Tirmidzi)

6. Mereka selalu mencintai Suaminya. Urbun bentuk jamak lafaz ‘uruubun, wanita yang mencintai suaminya. Ada yang mengartikan wanita yang memadukan antara kecantikan tubuh dan keelokan dalam sikap yang santun, keindahan hidup bersuami-istri, memancing gairah cinta pada suami dengan sikap yang manja dan tutur kata yang lembut dan ungkapan yang manis serta keindahan perilaku. Disebutkan oleh para ulama tafsir, bahwa mereka adalah wanita-wanita yang menawan, memiliki rasa cinta yang dalam, genit, manja dan penyayang. Ibnu Katsir meriwayatkan sebuah hadist tentang bidadari: “Setiap kali dia (penghuni surga) datang menemui seorang istrinya dari bidadari, istrinya tersebut berkata,” Demi Allah, tidak ada sesuatu pun di dalam surga ini yang lebih bagus selain engkau dan tidak ada sesuatu pun di dalam surga ini yang lebih kucintai selain engkau.” Lalu bidadari itu bernyanyi. Tidak ada seorang wanita pun di dunia ini yang dapat menandingi keahliannya dalam bernyanyi. Rasulullah Saw bersabda:”Sesungguhnya di dalam surga ada tempat berkumpul bagi kaum bidadari. Mereka menyaringkan suara yang keindahannya tidak pernah didengar oleh makhluk manapun. Mereka berkata:”Kami abadi, maka kami tidak akan pernah binasa, kami menyenangkan maka kami tidak akan pernah membosankan. Kami selalu senang, maka kami tidak akan pernah marah. Maka beruntunglah orang yang menjadi milik kami dan kami menjadi miliknya.”

Segala puji hanya bagi Allah SWT. Sesungguhnya diantara kenikmatan surga yang dijanjikan Allah bagi para hamba-Nya yang beriman, adalah bidadari. Allah SWT menciptakan bidadari yang penuh dengan pesona dan mensifati mereka dengan sebaik-baik sifat dan seindah-indah tabiat. Sebagai dorongan motivasi bagi orang yang beriman untuk meraih apa yang dijanjikan Allah, suatu janji yang pasti akan dipenuhi.

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata:

Wahai yang meminang bidadari jelita dan mencari
Bertemu dengan mereka di dalam surga yang hidup
Seandainya engkau menyadari siapa yang dipinang dan dicari,
Niscaya engkau berkorban segala yang berharga
Atau dirimu mengetahui dimanakah dia bertempat tinggal
Niscaya engkau berusaha meraihnya dengan mata terpejam
Telah diberitahukan tentang jalan tempat tinggalnya dan
Jika engkau ingin sampai maka janganlah terlambat menerjangnya
Bergegaslah dan paculah jalanmu serta berusahalah,
Sungguh usahamu ini suatu saat yang pendek dalam rentangan zaman
Rindukanlah dia, bisikkan jiwamu untuk segera meraihnya
Berikanlah maharnya selama dirimu merasa mampu berjuang
Sempurnakanlah puasamu sebelum bertemu dengannya dan
Hari pertemuanmu bagai hari idhul fitri setelah ramadhan
Dan jadikanlah kecantikannya sebagai motivasi dan berjalanlah
Engkau dapatkan segala ketakutan berubah menjadi aman



Wallahu a’lam bi ash-shawab.
(A.Kuspriyanto, dari berbagai sumber).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar