Senin, 02 Mei 2011

Alhamdulillah Yaa Rabb


Segala Puji Syukur Bagi-Mu
Posting by: Mas Kus

BETAPA melimpah nikmat itu tercurah kepada kita, dari setiap jengkal tanah yang terhampar di bumi yang kita pijak, setiap hembusan angin yang bertiup sepoi-sepoi yang kita rasakan, setiap tarikan udara yang kita hirup , setiap tetesan air hujan yang tercurah yang kita manfaatkan, serta masih banyak sekali nikmat lain yang rasanya terlalu banyak untuk disebutkan satu per satu.

Pada dasarnya segala nikmat yang diperoleh manusia harus disyukurinya. Nikmat diartikan oleh sementara ulama sebagai “segala sesuatu yang berlebih dari modal yang kita miliki.” Adakah manusia memiliki sesuatu sebagai modal? Jawabannya, “Tidak”. Bukankah hidupnya itu sendiri adalah anugerah dari Allah? Allah Swt berfirman ,”Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang ia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? (QS. Al Insan : 1) Nikmat itu begitu berlimpah ruah, “Seandainya kamu (akan) menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya.” (QS Ibrahim :34)

Akan tetapi, disadari umumnya manusia hanya berjanji untuk bersyukur saat mereka menghadapi kesulitan. Kemudian setelah kesulitan itu terlampaui kita pun lupa kembali. Begitulah “ritme” selalu mewarnai episode demi episode kehidupan. Memang, pada hakikatnya kita tidak mampu untuk mensyukuri Allah dengan sempurna, baik dalam bentuk kalimat-kalimat pujian apalagi dalam bentuk perbuatan. Maka , sudah sepatutnya ungkapan syukur itu terucap dari lisan hamba yang ikhlas sebagamana diajarkan ,”wa qul, alhamdulillah” (katakanlah “Alhamdulillah”)

Dari Jabir ra. Rasulullah saw. bersabda:” Allah tidak memberi suatu nikmat kepada seorang hamba, kemudian ia mengucapkan Alhamdulillah, kecuali Allah menilai ia telah mensyukuri nikmat tersebut. Apabila dia mengucapkan Alhamdulillah yang kedua, maka Allah akan memberikan pahala yang baru lagi. Apabila dia mengucapkan Alhamdulillah untuk ketiga kalinya, maka Allah mengampuni dosa-dosanya.” (HR. Hakim dan Baihaqi)

Dari Ibnu Umar ra. Rasulullah Saw. bersabda:
“Perbanyaklah kalian membaca Alhamdulillah, karena sesungguhnya bacaan Alhamdulillah itu mempunyai mata dan sayap, yang selalu mendoakan di dalam surga dan memohonkan ampunan bagi pembacanya sampai hari kiamat.” (HR. Dailami)

Dari Abu Umamah ra. Rasulullah Saw. bersabda:
“Allah tidak akan memberi nikmat kepada seorang hamba, kemudian ia memuji kepada-Nya, kecuali pujian itu akan lebih utama daripada nikmat tersebut, meskipun nikmat itu lebih besar.” (HR. Thabrani)

Dalam suatu riwayat, Nabi Dawud a.s. bersabda:
“Ya Tuhanku, tidak ada suatu rahmat pun pada diri anak Adam, kecuali di atas dan di bawah rambut itu ada nikmat, maka dengan apa anak Adam dapat mensyukuri nikmat itu? Kemudian Allah Swt. Berfirman kepadanya: “Hai Dawud, sesungguhnya aku telah memberi nikmat yang sangat banyak, namun aku rela dengan pujian yang sedikit. Dan sesungguhnya syukurmu atas nikmat itu adalah kamu mengerti dan mengakui bahwa nikmat-nikmat yang telah kamu terima itu dari Aku.” Dalam riwayat yang lain, Nabi Dawud a.s berkata: “Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa bersyukur kepada-Mu, sementara syukur itu juga merupakan nikmat dari-Mu kepadaku?” Allah Swt. Berfirman: “Sekarang juga engkau telah bersyukur kepada-ku, hai Dawud.”

Wallahu a’lam bi shawab.
(Pustaka: Terjemah Qurratul Uyun dan Wawasan Al Qur’an)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar