Minggu, 01 Mei 2011

Pendidikan Anak


Menyiapkan Kader Masa Depan
Posting by: Mas Kus


MENDIDIK anak berarti menanamkan bibit kepribadian dan benih-benih akhlaq yang luhur kepada jiwa anak , kemudian memupuknya dengan nasihat yang baik sehingga akarnya akan tertancap dalam lubuk dasar hatinya, dan dapat membuahkan hasil yang berguna bagi dirinya, keluarganya, masyarakat , agama, nusa dan bangsanya.

Tentunya, sejalan tujuan pendidikan yang pernah dirumuskan oleh Tokoh Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara yang dikenal dengan istilah “Tri Nga”. Nga pertama, ngerti artinya mengerti atau memahami pada aspek kognitif. Nga kedua adalah ngerasa artinya merasakan pada aspek afektif, dan nga ketiga, ngelakoni artinya melaksanakan atau mengajarkan pada aspek psikomotorik.Pendidikan itu diarahkan kepada agama yang suci, akhlak yang tinggi, serta kepribadian dan keluasan ilmu pengetahuan, disamping kesehatan jasmani dan rohani.

Orang tua mempunyai kewajiban untuk memberikan pendidikan kepada anak-anaknya, karena baik dan buruknya anak tergantung dari pendidikan orang tuanya. Sabda Rasulullah Saw: Kullu mauludin yuuladu ‘alal fithrah… yang artinya setiap bayi dilahirkan dengan dasar fithrah (kesucian dan keaslian manusia, yaitu bertauhid kepada Allah Ta’ala), maka kedua orang tuanya menjadikannya sebagai orang yahudi, Nasrani, atau Yahudi… (HR Bukhari)
Dan apabila kedua orangtuanya tidak bisa memberikan pendidikan sendiri, maka sebaiknya diserahkan kepada para ustadz/pengajar untuk memberikan pendidikan yang sebaik-baiknya.

Secara garis besar ada beberapa hal yang hendaknya diperhatikan:

Pertama, pendidikan Iman. Maksudnya yakni menanamkan anak dengan dasar-dasar keimanan sejak ia mengerti, membiasakannya dengan rukun islam sejak ia memahami, dan mengajarkan kepadanya dasar-dasar syariat sejak usia tamyiz. Termasuk pula disini adalah mengenalkan hukum halal dan haram kepada anak sejak dini, menyuruh anak untuk beribadah , menanamkan cinta rasul dan keluarganya serta mengajarkan membaca al qur’an.

Kedua, pendidikan moral. Maksudnya adalah memberikan pendidikan prinsif dasar moral dan keutamaan sikap serta watak (tabiat) yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak sejak pemula hingga ia menjadi seorang mukalaf.Termasuk persoalan yang tidak diragukan lagi, bahwa moral, sikap, dan tabiat merupakan salah satu buah iman yang kuat dan pertumbuhan sikap keberagama-an seorang yang benar.

Ketiga, pendidikan fisik (jasmani). Tanggungjawab lain yang juga dibebankan kepada para pendidik atau orang tua adalah tanggung jawab pendidikan fisik. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak tumbuh dewasa dengan kondisi fisik yang kuat, sehat, bergairah dan bersemangat.

Keempat, pendidikan rasio (akal). Maksudnya adalah pendidikan yang ditujukan untuk membentuk pola pikir anak dengan segala sesuatu yang bermanfaat, seperti ilmu agama, kebudayaan, dan peradaban. Dengan demikian pikiran anak menjadi matang, bermuatan ilmu, kebudayaan dsb.

Kelima, pendidikan Kejiwaan. Maksudnya adalah mendidik anak semenjak mulai mengerti supaya berani terbuka, mandiri, suka menolong, sabar mengendalikan amarah, dan senang kepada seluruh bentuk keutamaan jiwa dan moral secara mutlak.

Keenam, pendidikan sosial. Maksudnya adalah mendidik anak sejak kecil agar terbiasa menjalankan perilaku social yang utama, mendasarinya pada aqidah islamiyah yang kekal dan kesadaran iman yang mendalam. Agar di tengah-tengah masyarakat nanti ia mampu bergaul dan berperilaku social secara baik, memiliki keseimbangan akal yang matang dan tindakan yang bijaksana.

Demikian serangkaian tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak yang tidak ringan dan kompleks, sehingga dibutuhkan perhatian dan kasih sayang, pemahaman serta kesabaran.


Wallahu a’lam bi shawab
(Pustaka :Pendidikan Terhadap Anak , Tradisi Islami)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar