Rabu, 02 Juni 2010

Ibnu 'Athoillah : Tingkatan Ikhlas

Anjuran Beramal Dengan Ikhlas
(Bagian Kedua)

Nama lengkapnya Tajuddin, Abu al-Fadl, Ahmad bin Muhammad bin Abd al-Karim bin Atho’ al-Iskandari al-Judzami al-Maliki al-Syadzili. Pengarang kitab al-Hikam yang cukup populer di negeri kita ini, berasal dari bangsa Arab. Nenek moyangnya berasal dari Judzam yaitu salah satu Kabilah Kahlan yang berujung pada Bani Ya’rib bin Qohton, bangsa Arab yang terkenal dengan Arab al-Aa’ribah. Kota Iskandariah merupakan kota kelahiran sufi besar ini. Suatu tempat di mana keluarganya tinggal dan kakeknya mengajar. Kendatipun namanya hingga kini demikian harum, namun kapan sufi agung ini dilahirkan tidak ada catatan yang tegas. Diperkirakan dilahirkan sekitar tahun 658 sampai 679 H (DR. Taftazani). Ayahnya termasuk semasa dengan Syaikh Abu al-Hasan al-Syadili -pendiri Thariqah al-Syadziliyyah. Syaikh Ibnu ‘Atho’illah As Sukandari, dalam salah satu buku karya beliau “Al-Hikam”, beliau membagi ikhlas menjadi tiga tingkatan sesuai dengan tingkatan manusia.

Pertama, ikhlas al-’ibaad (ikhlas para hamba); ialah amal perbuatan yang bersih dari riya’ dan yang menjadi bagian dari nafsu. Mereka beramal semata karena Allah, sambil mendambakan pahala dari_nya atau keselamatan dari siksa-Nya.

Kedua, ikhlas al-muhibbin (keikhlasan para pecinta); ialah amal perbuatan semata karena Allah Swt. Sambil ber-ta’dzim dan hormat kepada-Nya. Mereka memandang bahwa Allah berhak disembah dan diagungkan. Mereka beramal tidak karena ingin pahala atau lari dari siksa-Nya.

Ketiga, ikhlas al-‘arifin (keikhlasan para wali yang mengenal Allah); ialah penyaksian mereka bahwa al-Haq sendiri (tanpa sekutu) yang menggerakkan dan mendiamkan mereka. Sama sekali mereka tidak memandang bahwa diri mereka memiliki kekuatan untuk mengamalkan amalan yang mereka amalkan. Mereka tidak merasa mengamalkan apa-apa, tetapi Allah yang menggerakkan mereka.
Demikian tingkatan ikhlas, tentunya kita dapat mengevaluasi amal kita masing-masing, apakah ada yang sesuai dengan salah satu tingkatan ikhlas di atas.
Wallahu a'lam bi ash-shawab.
(A.Kuspriyanto, Juny, 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar