Rabu, 02 Juni 2010

Tanda Amal Yang Diterima

Anjuran Beramal Dengan Ikhlas
(Bagian Ketiga)

Syaikh Ibnu ‘Atho’illah As Sukandari, dalam salah satu buku karya beliau “Matnul Hikam”, beliau berkata:
“Man wajada tsamrota ‘amalihi ‘aajilan fahuwa daliilun ‘alaa wujuudil qubuuli ajilan”
Barangsiapa yang menemukan atau merasakan buah amalnya sekarang (di dunia) mereka itu adalah sebagai petunjuk diterimanya amal oleh Allah kelak."

Apabila seseorang dapat merasakan manisnya amal dari hasil perbuatannya dan tidak merasa berat atau bosan untuk mengerjakannya, maka hal itu menjadi pertanda bahwa amal yang diperbuatnya tersebut diterima oleh Allah. Dan di akhirat kelak ia akan menerima balasan yang berlipat ganda.
Untuk mengerjakan amal-amal tersebut tentu saja diperlukan kesabaran. Sabar dalam berkorban, sabar dalam memerangi hawa nafsu dan juga sabar dalam menderita. Dan barang siapa yang mau bersabar, maka ia patut bergembira dengan sabda Rasulullah Saw: ”Sabar itu satu perbendaharaan dari perbendaharaan syurga”
Berkaitan dengan hal ini, sebagian ahli makrifat berpendapat: “Tiada sesuatu kebaikan, melainkan sesudahnya ada akibat yang membutuhkan kesabaran. Barangsiapa yang sabar dalam menanggung keberatannya, pasti dia akan mencapai kepuasan dan kemudahan. Sesungguhnya yang demikian itu harus dengan memerangi nafsu, mau menderita di dalam meninggalkan keduniaan, kelezatannya dan kenikmatannya”.
Dengan demikian, tentunya kita dapat menjenguk ke dalam hati kita sendiri, apakah sudah merasakan manisnya amal yang kita perbuat ataukah belum. Jika belum, maka sebaiknya kita harus lebih bersungguh-sungguh, sabar serta ikhlas dalam beramal.
Allah Swt berfirman: ”Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.”. (Al Israa:19)
Wallahu a’lam bi ash Shawab.
(A.Kuspriyanto, Juny, 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar