Selasa, 12 April 2011

Mengajarkan Anak Selalu Bersyukur


Membekali Anak Dengan Aqidah (2)
Mengajarkan Bersyukur
Posting by: Mas Kus

“Tidak sempurna iman salah seorang di antara kamu, sehingga aku lebih ia cintai daripada ayah dan anaknya serta manusia semuanya.” (HR. Bukhari, Ahmad, Nasa’I dan Ibnu Majah)

MEMANG memberikan bekal pemahaman aqidah sebagai fondasi iman kepada anak, tidaklah bisa dibilang ‘ringan’. Setelah menanamkan ke-tauhid-an kepada anak-anak , yang diantaranya dengan memberikan pemahaman agar tidak mempersekutukan Allah swt, maka pemahaman akidah berikutnya yang harus ditanamkan kepada anak adalah senantiasa bersyukur kepada Allah Swt atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita. Rasa syukur kepada Allah hendaknya lebih didahulukan dari rasa syukur kepada kedua orangtua, sekalipun kedua orangtua sangat berjasa dalam memelihara dalam mengasuh kita sejak dalam kandungan.
Allah Swt berfirman,"Dan telah Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orang ibu-bapakmu, hanya kepada-Kulah tempat kembali." (QS. Luqman 14)

Demikian pula rasa syukur atau terimakasih kita kepada manusia pada umumnya. Secara keseluruhan rasa syukur kepada mereka semua tidak boleh mendahului atau melebihi syukur kita kepada Allah Swt. Sebab, tempat kembali kita semua adalah kepada Allah Swt.

Upaya menanamkan rasa syukur kepada Allah Swt bisa dilakukan dengan mengajak anak mengamati, merasakan, memikirkan karunia Allah yang diberikan kepada si Anak, keluarganya, serta lingkungan sekitarnya.

Selanjutnya adalah menanamkan pemahaman tentang sifat-sifat Allah. Diantaranya adalah Allah Mahakaya, Maha Terpuji, Maha Tahu, Maha Halus dsb. Demikian pula sifat-sifat lainnya yang tergolong dalam asma’ul husna. Keyakinan terhadap- sifat-sifat Allah akan menjadikan anak memiliki dorongan yang kuat untuk mentaati segala perintah Allah.

Kekuatan aqidah merupakan landasan untuk mentaati semua perintah Allah berupa taklif hukum yang harus dijalankan, sebagai konsekuensi keimanan. Oleh karena itu, diperlukan motivasi yang kuat dan sungguh-sungguh , serta kreativitas yang tinggi dari para orangtua untuk menanamkan aqidah yang kuat kepada anak.

Wallahu a’lam bi shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar