Minggu, 17 April 2011

Pertanyaan Untuk Yang Bujangan


Bila Sudah Mampu Segeralah…
Posting by: Mas Kus

PERTANYAAN itu memang tergolong tidak ilmiah, namun demikian banyak yang kesulitan memberikan jawaban yang ‘pas’. Misalnya, ketika menghadiri sebuah pertemuan keluarga di suatu tempat. Sebagaimana kebiasaan saudara atau teman yang lama tidak ketemu, membuka prolog dengan menanyakan perihal keluarga, “Kok, nggak sama Istri atau anak, mas?”. Yang paling membingungkan ternyata yang ditanya sampai sekarang belum juga ketemu jodoh. Padahal sudah, ‘, naik gunung-turun gunung, menyusuri lembah dan ngarai, muter-muter, sana-sini, kok belum ketemu juga. Banyak yang ditimbang-timbang, kali ya? Entahlah !

Dalam hati ia bergumam ,”Emangnya nggak ada pertanyaan lain apa ya?”. Maka, sambil tersipu malu, memberikan jawaban diplomatis,”Belum, Om. Baru Pedekate.” Katanya sambil berlalu, cepat mencari posisi menyelamatkan diri agar tidak diberondong pertanyaan lagi.

Tapi, apapun alasan dan dalih yang disampaikan , tetap saja harus menghadapi kenyataan sebagai seorang bujangan . Pertanyaan-pertanyaan itu secara jujur nampaknya harus direnungkan dan dicarikan solusi. Bukan hanya sekedar mencari alternatif untuk menghindar dari pembicaraan dan pertanyaan.

Kondisi demikian tadi, juga pernah terjadi di Zaman Rasulullah Saw. Seorang laki-laki datang menghadap Nabi Saw. Laki-laki itu bernama Ukaf. Nabi Saw bertanya kepadanya:”Hai Ukaf, apakah engkau sudah mempunyai istri?” Ukaf menjawab,”Belum”. Beliau bertanya lagi:”Apakah engkau mempunyai budak perempuan?” Ukaf menjawab, “Tidak”. Beliau bertanya lagi:”Apakah engkau orang kaya yang baik?” Ukaf menjawab,”Saya adalah orang kaya yang baik”. Beliau menegaskan :”Engkau termasuk temannya setan. Seandainya engkau seorang Nasrani , maka engkau adalah salah seorang pendeta-pendeta mereka. Sesungguhnya sebagian dari sunahku adalah nikah, maka sejelek-jeleknya orang mati adalah yang mati membujang.” (HR. Ahmad)

Dalam Hadist lain, Rasulullah Saw bersabda:”Miskin, miskin, miskin, laki-laki yang tidak mempunyai istri. Ditanyakan kepada beliau:”Ya Rasulullah, bagaimana kalau dia mempunyai banyak harta?. Nabi Saw menjawab:”Meskipun dia mempunyai banyak harta’. Nabi Saw. melanjutkan sabdanya: ‘Miskin, miskin, miskin, seorang wanita yang tidak mempunyai suami’. Ditanyakan kepada beliau: “Ya Rasulullah, bagaimana kalau dia mempunyai banyak harta?’ Nabi saw. menjawab:’ Meskipun dia mempunyai banyak harta’.”

Rasulullah Saw juga bersabda:”Barangsiaa menikah karena taat kepada Allah, maka Allah akan mencukupi dan memelihara dirinya.”

Dalam hadist yang lain Rasulullah Saw bersabda: ”Keutamaan orang yang berkeluarga atas orang yang bujangan seperti halnya keutamaan orang yang berjuang atas orang yang berdiam diri. Salat dua rakaat yang dilakukan oleh orang yang sudah berkeluarga lebih baik daripada delapan puluh dua rakaat salat yang dilakukan oleh orang bujangan.” (Al Hadist)

Demikian tadi anjuran bagi para bujang, untuk segera menikah agar lebih sempurna ibadahnya, serta dapat memelihara dirinya dari maksiat dan tentu saja akan dapat memberikan jawaban akurat dan memuaskan ,”Insya Allah, esok pagi saya akan menikah, dan Anda harus datang ya?”

Wallahu a’lam bi shawab.
(Posting by: Mas Kus, Sumber: Terjemah Qurratul Uyun)

1 komentar: