Jumat, 18 Maret 2011

Demi Cintaku Padamu


Kemana Menemukan Cinta
(Bagian Ketigabelas)
Kerinduan Dan Kegelisahan Cinta

DICERITAKAN bahwa pada suatu ketika ‘Atha’ rah.a sedang berjalan di pasar. Dia melihat ada seorang hamba wanita yang dikenal sebagai orang gila sedang dijual oleh pemiliknya. Kemudian ‘Atha’ membeli hamba tersebut. Ketika malam tiba, wanita itu berwudhu dan mulai mendirikan shalat sambil menangis bercucuran air mata. Ia berkata,”Ya Allah, sesembahanku, demi cinta-Mu kepadaku, kasihanilah aku.” Mendengar ini, ‘Atha’ berkata,”Hai hamba, ucapkanlah,”Ya Allah, demi cintaku kepada-Mu.” Mendengar ucapan ‘Atha’, hamba wanita itu marah dan berkata,”Demi Allah, jika Allah tidak mencintaiku, tentu engkau tidak ditidurkan nyenyak dan Dia mendirikan aku disini.” Lalu ia membaca beberapa syair:

Alharbu mujtami’un wal qalbu muhtariqu
Washshabru muftariqun waddam’u mustabiqu
Kaifal qaraaru ‘ala man ‘ala qaraaralahu
Mimma janaahul hawa wasysyauqu walqalqu
Ya Rabbi inkaana syaiun fiihi lii faraj
Famnun ‘alaiyya bihi maa daama bii ramaqu

Duka telah menggumpal dan hati terbakar
Kesabaran telah sirna air mata pun bercucuran
Bagaimana bisa merasakan ketenteraman
yang tidak pernah tenang karena cinta, kerinduan dan kegelisahan
Ya Rabb, seandainya ada sesuatu yang dapat mengobatiku selama hidup ini berikanlah kepadaku

Lalu ia berkata,”Kini hubunganku dengan-Mu sudah tidak menjadi rahasia lagi, maka cabutlah jiwaku.” Setelah berkata demikian, ia berteriak dan langsung meninggal dunia.

Begitulah kisah seseorang yang tidak terkenal dan memang tidak ingin untuk dikenal. Maka Yahya bin Muad menyatakan dalam syairnya:

Waminaddalaaili an taraahu musaafiran
Nahwal jihaadi wa kullu fi’lin faadhiili
Waminaddalaaili zuhduhu fiima yaraa
Min raadidzullin wanna’iimizzaili

Diantara tanda-tanda cinta ialah engkau melihat ia pergi
Ke medan jihad dan tiap-tiap perbuatan utama
Tanda yang lain ialah kezuhudannya pada sesuatu yang ia lihat
Dari rumah kehinaan dan kenikmatan yang musnah

Wallahu a’lam bi shawab
Posting by: Mas Kus
(Sumber :Tashawwuf dan Jalan Hidup Para Wali, Himpunan Fadhilah Amal)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar