Selasa, 01 Maret 2011

Jalan Meraih Ketenangan


Mutiara Hikmah
Hablum Minallah dan Hablum Minannas

AMANAH Allah Swt berupa syariah Islam wajib kita laksanakan untuk mencapai ketentraman lahir dan batin. Dalam syariah islam terkumpul berbagai aturan dan ketentuan yang akan menjamin ketentraman hati kita sebagai kholifah Allah di bumi. Untuk menjamin ketentraman hati, ada dua kepentingan yang hendaknya harus kita sikapi dengan bijak, yakni waktu melaksanakan aturan Allah dalam statusnya sebagai mahluk kepada kholiqnya yang lazim disebut hablum minallah, serta melaksanakan kehidupan umat manusia yang penuh maslahat yang biasa disebut hablum minanas. Hablum minallah dan hablum minanas ini marupakan kunci dalam menjalankan roda kehidupan yang telah menjadi tugas hidup kita.

Dua kepentingan ini merupakan amanah Allah yang wajib kita penuhi. Maka, terpenuhinya amanah tersebut pasti akan membuahkan hasil yang baik, yaitu kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Sebaliknya, seandainya amanah Allah itu tidak kita laksanakan, pasti akan mendapatkan bencana, kehinaan, dan kahancuran. Firman Allah Swt dalam surat Ali Imron ayat 112 menjelaskan: “ Mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali mereka berpegang kepada tali (agama) allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemungkaran dari allah dan mereka diliputi kerendahan.yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.”

Dalam menjalankan kehidupan yang penuh dengan berbagai persoalan yang senantiasa berpasang-pasangan; ada yang susah- ada pula yang mudah, ada yang baik - ada pula yang buruk, ada kaya -ada pula miskin ,demikian seterusnya , tentu memerlukan upaya yang sungguh-sungguh untuk mengelolanya. Pilihan yang akan ditetapkan dari dua keadaan yang berbeda itu sangat bergantung pada kita. Tidak bisa di campur-adukkan antar keduanya, pilihanya hanyalah satu, namun walaupun demikian tidak sedikit orang yang mencampur-adukkan antara hak dan batil, antara halal dan haram, antara iman dan kufur, sehingga mengaburkan esensi yang sebenarnya.

Sering terjadi orang yang semula bahagia dan beriman berubah menjadi takabur dan menjauhkan diri dari tuntunan Allah SWT, serta semakin jauh dari norma-norma Allah disebabkan salah kaprah dan salah pilih.Mereka kadang terlena dan tidak menyadari bahwa segala sesuatu yang ada pada dirinya merupakan cobaan dan ujian dari allah SWT, yang harus dijalani dengan hati-hati dan kewaspadaan yang tinggi.
Kalau kita renungkan, sesungguhnya ujian Allah itu bukan hanya berupa kemiskinan dan kemelaratan,kesusahan dan bencana, tetapi dapat berupa harta yang berlimpah, pangkat dan kedudukan yang tinggi, sebagaimana sabda Rosulullah Saw : “ Tiada akan bergeser kedua kaki seorang hamba sampai ia ditanya tentang lima perkara, tentang umurnya untuk di habiskannya, tentang masa mudanya bagaimana ia lalui , tentang hartanya dari mana diperoleh dan untuk apa dibelanjakan, serta tentang ilmunya apa yang diperbuat denganya.” (Al Hadist)
Hadis ini memberikan isyarat kepada kita, bahwa apapun yang kita miliki, di akhirat akan diminta pertanggungjawabannya.Kalau yang kita miliki dimanfaatkan sebaik-baiknya sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya, maka Insya Allah akan mendapatkan pahala dari allah Swt, sebaliknya, kalau digunakan untuk hal-hal yang tidak diridhoi bahkan digunakan untuk melawan Allah, ia akan mendapatkan adzab setimpal dari AllahSwt.

Wallahu a'lam bi shawab
Posting by : Mas Kus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar