Senin, 21 Februari 2011

Kearifan Sang Guru


Mutiara Kisah
Menguji Kearifan Sang Guru

DALAM sebuah kisah Kearifan Rumi, diceritakan bahwa Mu’inuddin, seorang murid pernah mengundang Maulana ke suatu pertemuan mistis, di mana tokoh-tokoh penting di kota itu juga diundang untuk menghormatinya. Setelah acara mendengarkan khutbah selesai, makanan disajikan dan hidangan istimewa yang berisi makanan yang sangat lezat, diletakkan di depan Maulana. Mu’inuddin telah menempatkan di dalam hidangan itu di sebuah pundi yang penuh berisi mata uang emas, dan ia menyembunyikannya dengan rapi di balik nasi di atas piring. Ini dilakukan untuk menguji apakah Maulana dapat mengetahuinya tanpa menyentuh makanan itu. Sebagai tipu daya,tuan rumah mendesak agar makanan itu diambil tanpa sungkan-sungkan, dan ia menambahkan bahwa makanan itu dibeli dengan uang halal.

Tetapi Maulana duduk saja tanpa menyentuh makanan tersebut , dan kemudian dia berkata bahwa makanan yang baik mestinya tidak dicemari oleh benda lain seperti mata uang emas. Dia telah menemukan tipu daya itu,jelas melalui kekuatan batinnya. Selanjutnya dia membaca syair pertama dari sebuah nyanyian panjang: Hatiku memendam cinta bukan kepada benda yang paling manis, Atau apa pun yang berkilau dan bersinar! Maka,sesungguhnya; Bagiku tidak ada artinya pundi emas Di dalam mangkuk yang berisi benda mati ini. Kemudian tuan rumah memohon ampun kepada Maulana, dan menyentuh kaki sang Guru sebagai penghormatan dan ungkapan rasa malu,karena dia telah menguji sang guru.

Wallahu a’lam bi shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar