Selasa, 08 Februari 2011

Rintihan Do'a Zainal Abidin


Mutiara Hikmah
Jangan Sebut-sebut Ayahku...

Zainal Abidin adalah cicit Rasulullah Saw, putra Husain bin Ali bin Abi Tholib, dilahirkan pada hari Jum'at tahun 38 H.
Beliau hidup dalam masa kesuraman dan kesukaran dalam sejarah Islam. Masa yang penuh fitnah, permusuhan dan saling bunuh membunuh. Zainal Abidin mendapat gelar Ibnal Kharatain, artinya putra dua kebaikan. Pemberian nama ini diangkat dari Sabda Nabi Saw: "Ada dua kebaikan untuk Allah terdapat dalam kalangan hamba-hamba-Nya,kebaikan dalam kalangan orang-orang Arab yaitu Quraisy,kedua,kebaikan dalam kalangan bangsa 'Ajam, yaitu Persia". Pada diri Zainal Abidin mengalir dua darah tersebut, yakni dari ayahnya bangsa Quraisy dan dari Ibunya Sulafah putra raja Persia. Beliau juga mendapat gelar Assajad, maksudnya orang yang banyak sekali sujudnya.

Zainal Abidin dikenal pula kezuhudan dan ketaatannya dalam menjalankan syariat. Ibnu Ishaq menceritakan bahwa ada segolongan manusia Madinah yang penghidupannya tidak menentu, dan darimana asalnya tidak diketahui. Apalagi makan dan minumnya. Barulah diketahui setelah Zainal Abidin meninggal dunia, bahwa darinyalah mereka mendapat makan secara diam-diam di waktu siang maupun malam. Dia pula yang senantiasa merintih bergantung pada Tirai Ka'bah sambil memanjatkan do'a :

Tuhanku, Junjunganku, Pelindungku
Mata banyak telah tidur,
bintang gemintang telah tenggelam
Tetapi Engkau Maha Raja Yang Hidup dan Jaga

Tuhanku, raja-raja telah menutup pintu-pintunya
dan tirai telah membungkusnya
Tetapi pintu-Mu terbuka buat para peminta
Inilah aku,memohon didepan pintu-Mu
Pendosa yang malang dan sengsara.

Aku menghadap-Mu, menanti kasih-Mu
Wahai Maha Pemurah, Wahai Yang Pengasih
Aku bermohon pada-mu, Yaa Rabbi...

Diceritakan, bahwa beliau mengerjakan shalat dan Thawaf di Masjid Al Haram semalam suntuk, sejak waktu 'Isya' sampai waktu fajar sambil merintih kepada Tuhannya. Waktu Thawus Al Yamani menanyakan: "Putera Rasulullah! Mengapa Anda begitu cemas dan takut? Sesungguhnya orang-orang seperti saya inilah yang seharusnya melakukan seperti yang anda lakukan. Bukankah kami ini orang-orang yang selalu berbuat dosa? Sedang ayahmu adalah Husain bin Ali,Ibumu Fathimah dan Datukmu Muhammad SAW?"

Mendengar pertanyaan tersebut, Zainal Abidin menjawab:"Tidak.., tidak, wahai Thawus. Jangan sebut sebut ayahku, ibuku, dan Datukku. Sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan surga bagi siapa saja yang taat kepada-Nya dan berbuat kebajikan, meskipun ia seorang budak hitam dari negeri Habsyi. Dan ia menciptakan neraka bagi siapapun yang bermaksiat kepada-Nya, meskipun ia seorang Quraisy. Tidakkah kau dengar Firman Allah dalam Al Mukminun: 101 : yang artinya, "Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab diantara mereka pada hari itu, dan tidak pula mereka saling bertanya".

"Demi Allah tidak ada yang dapat memberi manfaat kelak pada hari qiamat,kecuali amal kebajikan yang akan berada di depanmu dan menjadi petunjuk jalanmu."

Wallahu a'lam bi shawab.

Mas Kus, sumber: Thasawwuf dan Jalan Hidup Para Wali)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar